Selasa 09 Jun 2020 16:07 WIB

Erick Pangkas Jumlah BUMN Menjadi 107 Perusahaan

Kementerian BUMN menargetkan pemangkasan hingga 80 perusahaan.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus melakukan perampingan pada jumlah BUMN yang dinilai begitu gemuk. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Kementerian BUMN secara bertahap terus mengurangi jumlah perusahaan pelat merah.
Foto: Dok. Kementerian BUMN
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus melakukan perampingan pada jumlah BUMN yang dinilai begitu gemuk. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Kementerian BUMN secara bertahap terus mengurangi jumlah perusahaan pelat merah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus melakukan perampingan pada jumlah BUMN yang dinilai begitu gemuk. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Kementerian BUMN secara bertahap terus mengurangi jumlah perusahaan pelat merah.

"Sebagai informasi, alhamdulillah dari 142 BUMN, sekarang ini yang kita bisa kategorikan namanya BUMN tinggal 107 (BUMN), sudah turun signifikan," ujar Erick rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Gedung DPR dan MPR, Jakarta, Selasa (9/6).

Baca Juga

Erick menilai pemangkasan BUMN tak akan berhenti. Jumlah 107 BUMN yang kini tersisa merupakan hasil perampingan tahap pertama. Ia berencana terus memangkas jumlah BUMN hingga hanya tersisa 70 BUMN.

"Tahun ini kita kejar lagi, kalau bisa di angka 90-80 BUMN, bahkan kalau bisa (tinggal) 70 BUMN untuk beberapa tahun ke depan," lanjut Erick. 

Tak hanya jumlah BUMN, Erick mengaku telah meyelesaikan penyusunan klasterisasi BUMN. Erick menyebut penyusunan klasterisasi didasarkan pada value chain core bussiness BUMN. Erick menyebut jumlah klaster saat sudah jauh menyusut dari sebelumnya.

"Alhamdulillah klasternya dari 27 klaster tinggal 12 klaster. Masing-masing wamen (wakil menteri) pegang enam klaster," ucap Erick. 

Erick memerinci tugas masing-masing wamen. Untuk Wamen I Budi Gunadi Sadikin ditugaskan mengawal klaster industri migas, dan energi; klaster industri minerba; klaster industri perkebunan dan kehutanan; klaster industri farmasi dan kesehatan; serta klaster industri pertahanan, manufaktur, dan industri lainnya.

Erick menyampaikan BUMN farmasi dan kesehatan yang sebelumnya berbeda kini digabung dalam satu klaster yang dipegang Wamen Budi Gunadi Sadikin. Upaya mewujudkan ketahanan kesehatan menjadi alasan.

"Kenapa kita lebih mahal menangani kesehatan karena memang 90 persen alat kesehatan dan oba-obatnya impor, makanya kita buat bisa sinergi (dalam satu klaster)," ungkap Erick. 

Erick mengatakan telah memberikan fokus masing-masing BUMN farmasi, meliputi Bio Farma yang fokus pada obat-obatan berbasis bio, Indo Farma fokus pada obat herbal, dan Kimia Farma fokus pada obat yang berbasis kimia.

"Fokus sudah mulai terbentuk detail, ini merupakan wujud keberpihakan," ucap Erick. 

Sementara Wamen II Kartika Wirjoatmodjo mendapat tugas memegang klaster jasa keuangan; jasa asuransi dan dana pensiun, telekomunikasi dan media; pembangunan infrastruktur; pariwisata dan logistik; serta klaster sarana dan prasarana perhubungan.

"Alhamdulilah ini sudah jadi, sekarang kita coba rapikan di internal BUMN. Hari ini kita sudah lantik beberapa asisten deputi eselon II untuk rapikan agar implementasi konkret bisa berjalan," kata Erick menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement