Senin 08 Jun 2020 19:07 WIB

Pemkot Bogor Masih Larang Ojol Angkut Penumpang

Pemkot Bogor tidak mau mengambil risiko potensi penularan Covid-19 dari ojol.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Andri Saubani
Pengusaha katering menggunakan jasa pengemudi ojek daring untuk mengantarkan paket masakan di Dapur Bogor, Perumahan Baranangsiang Indah, Kota Bogor, Jawa Barat. Pemkot Bogor hingga saat ini masih melarang ojek online mengangkut penumpang. (ilustrasi)
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Pengusaha katering menggunakan jasa pengemudi ojek daring untuk mengantarkan paket masakan di Dapur Bogor, Perumahan Baranangsiang Indah, Kota Bogor, Jawa Barat. Pemkot Bogor hingga saat ini masih melarang ojek online mengangkut penumpang. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor belum mengizinkan ojek online (ojol) mengangkut penumpang selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) proposional hingga 2 Juli 2020. Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menuturkan, pihaknya tak ingin mengambil resiko bila terjadi penularan virus corona akibat ojol kembali mengangkut penumpang.

Sesuai Peraturan Wali Kota Bogor Nomor 44 Tahun 2020 dari revisi Peraturan Wali Kota Bogor Nomor 30 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka Penanganan Covid-19 di Kota Bogor, Dedie menyebut, pihaknya masih menegakkan aturan jaga jarak. Sementara, bila ojol kembali mengangkut penumpang, maka tak ada lagi jaga jarak.

Baca Juga

"Karena di Perwali 44 itu kan kita berlakukan sosial dan physical distancing. Kalau ojol, ngangkut penumpang kan tidak diatur jarak fisiknya," kata Dedie saat ditemui di Rumah Dinas Wali Kota Bogor, Senin (8/9).

Dedie mengatakan, telah menggelar pembahasan dengan perwakilan Go-Jek untuk mempertimbangkan layanan Go-Ride kembali mengangkut penumpang. Dedie menyebut, Go-Jek telah menyampaikan pengembangan sejumlah layanan.

Pertama, Gojek telah memiliki Posko Aman di lima wilayah yang tersebar di Kota dan Kabupaten Bogor. Di posko tersebut, setiap driver mendapat pelayanan kesehatan mulai dari pengecekan suhu, penyemprotan disinfektan pada kendaraan, hingga pemberian hand sanitizer.

Kedua, Gojek mempertimbangkan menyediakan layanan hair net pada hlem untuk penumpang. Atau, kata Dedie, penumpang diminta untuk membawa helem sendiri.

"Tapi mereka sedang hitung apakah hair net ini harus dimasukkan dalam biaya angkut atau harus dibayar extra oleh para penumpang. Ini langkah-langkah yang sedang dipikirkan," jelas dia.

Selain itu, Dedie mengatakan, Go-Jek sedang merancang inovasi untuk membuat pembatasan antara penumpang dengan driver. Sehingga, penumpang dan ojol tak langsung bersentuhan.

"Ada pembatasnya dalam bentuk akrilik. Ini nantinya bisa lebih memberikan keamanan dari sisi penumpang tidak langsung bersentuhan dengan tubuh dari driver," ucap dia.

Head Regional Corporate Affairs Go-Jek Arum Prasodjo menyatakan, pihaknya siap mendukung upaya pemerintah dalam mencegah persebaran Covid-19. Arum menyatakan, pihaknya tak keberatan angkutan penumpang roda dua belum diperbolehkan beroperasi hingga 2 Juli 2020.

”Kami menghormati peraturan tersebut dan saat ini layanan Go-Ride yang mengangkut penumpang belum beroperasi sesuai ketentuan tersebut,” ucap Arum.

Meskipun demikian, dia mengatakan, Go-Jek tetap terus melakukan edukasi terhadap semua mitranya. Dia menyebut, mitra Go-Jek tetap menegakkan protokol kesehatan.

"Gojek secara aktif melakukan edukasi dan sosialisasi kepada mitra serta memberlakukan  protokol kesehatan kepada para mitra driver maupun mitra merchant Go-Food," jelasnya.

photo
Wali Kota Bogor Bima Arya positif kena corona - (republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement