Senin 08 Jun 2020 12:46 WIB

Ekspor Produk Samping Ubi Jalar Sumut ke Jepang Meningkat

Di negara tujuan ekspor produk ini digunakan sebagai bahan pakan alternatif

Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Belawan mencatat peningkatan permohonan fasilitasi ekspor tepung ubi jalar yang berasal dari kulit atau produk samping ke negara Jepang sebanyak lebih dari 2 kali lipat.  Sepanjang Januari hingga Juni 2020 tercatat sudah 15 kali dengan jumlah 442 ton dengan total Rp. 2,2 milyar. Sementara sepanjang tahun 2019 hanya sebanyak 18 kali dengan total 486 ton senilai Rp. 2,1 milyar, tren permintaan juga meningkat.
Foto: istimewa
Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Belawan mencatat peningkatan permohonan fasilitasi ekspor tepung ubi jalar yang berasal dari kulit atau produk samping ke negara Jepang sebanyak lebih dari 2 kali lipat. Sepanjang Januari hingga Juni 2020 tercatat sudah 15 kali dengan jumlah 442 ton dengan total Rp. 2,2 milyar. Sementara sepanjang tahun 2019 hanya sebanyak 18 kali dengan total 486 ton senilai Rp. 2,1 milyar, tren permintaan juga meningkat.

REPUBLIKA.CO.ID, BELAWAN--Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Belawan mencatat peningkatan permohonan fasilitasi ekspor tepung ubi jalar yang berasal dari kulit atau produk samping ke negara Jepang sebanyak lebih dari 2 kali lipat.

Sepanjang Januari hingga Juni 2020 tercatat sudah 15 kali dengan jumlah 442 ton dengan total Rp. 2,2 milyar. Sementara sepanjang tahun 2019 hanya sebanyak 18 kali dengan total 486 ton senilai Rp. 2,1 milyar, tren permintaan juga meningkat.

"Sinergitas pemangku kepentingan pertanian di provinsi Sumatera Utara (Sumut) terus kita tingkatkan," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Belawan, Hasrul saat menyerahkan sertifikat karantina untuk 52 ton tepung ubi jalar dengan nilai Rp. 251 juta tujuan Jepang milik PT. TAM, Senin (8/6).

Menurut Hasrul, tepung ini menggunakan bahan dasar kulit ubi jalar atau limbah sebagai bahan baku utama tepung. Dan dinegara tujuan ekspor, produk ini digunakan sebagai bahan pakan alternatif. Dan bahkan karena diyakini memiliki kandungan nutrisi yang baik, tepung inipun sudah dijadikan bahan alternatif pangan, tambahnya.

Gerakan Tiga Kali lipat Ekspor (GraTieks)

Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, Ph.D menyampaikan Gerakan Tigakali Lipat Ekspor (Gratieks) yang digagas oleh Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red), target dan program telah dilakukan penyesuaian. Antara lain, alih negara tujuan ekspor, memperbanyak ragam komoditas dan juga mendorong tumbuhnya pelaku usaha atau eksportir baru.

Sinergisitas pemangku kepentingan baik pusat, daerah serta pelaku usaha termasuk petani juga terus ditingkatkan. "Alhamdulilah, ditengah pandemi kinerja ekspor pertanian tetap bisa dipertahankan bahkan meningkat, " kata Jamil.

Berdasarkan rilis BPS (3/6) menyebutkan peningkatan kinerja ekspor pertanian sebesar 12,66 persen atau US$0,28 dibanding periode tahun 2019 (YoY).

"Saatnya sektor pertanian bekerja dengan cara yang tidak biasa, tidak boleh berhenti dan terus berproduksi. Stok pangan tetap terjaga, kinerja ekspor bisa terus meningkat sesuai target Gratieks," tutur Jamil.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement