Ahad 07 Jun 2020 20:26 WIB

BNPB Ingatkan Potensi Banjir Rob di Jakarta dan Utara Jawa

Banjir dipicu salah satunya oleh intensitas hujan tinggi, sehingga debit air menguap.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pengendara motor melintas saat banjir rob menggenangi Kompleks Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta, Ahad(7/6/2020). Banjir di kawasan tersebut diduga akibat adanya tanggul yang jebol saat naiknya permukaan air laut di pesisir utara Jakarta
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Pengendara motor melintas saat banjir rob menggenangi Kompleks Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta, Ahad(7/6/2020). Banjir di kawasan tersebut diduga akibat adanya tanggul yang jebol saat naiknya permukaan air laut di pesisir utara Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) mengingatkan potensi rob di sebagian wilayah DKI Jakarta, dan sepanjang kawasan pantai utara Jawa. Peringatan tersebut menyusul potensi naiknya air laut ke daratan akibat pasang tinggi. Kepala Pusat Data Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengimbau agar masyarakat siaga dan waspada. 

“BNPB mengimbau warga untuk siaga dan waspada menghadapi sejumlah fenomena alam yang dapat memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan rob,” kata Raditya, dalam rilis resmi BNPN yang diterima wartawan di Jakarta, Ahad (7/6). Catatan pemantauan BNPB, potensi gelombang tinggi di wilayah perairan utara akan terjadi pada 8, hingga 9 Juni.

“Pusdalops (Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana) BNPB memantau rob di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu,” terang Raditya. Di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa, rob yang disebabkan pasang tinggi air laut sudah terjadi sejak Jumat (5/6). Di Jawa Tengah (Jateng) enam kabupaten terdampak. Seperti di Semarang, Kota Tegal, Batang, Demak, di Pemalang, Brebes, Kendal, serta Kebumen. 

“Kenaikan air laut setinggi 250 sampai 600 sentimeter,” terang Raditya. Banjir rob, menurut catatan BNPB juga terjadi di sejumlah provinsi lain. Seperti di Banten, dan kawasan Sumatera, di Jambi. Akan tetapi, catatan BNPB setempat, kondisi rob belum berdampak bagi hunian masyarakat. 

Di wilayah lainnya, bencana hidrometeorologi seperti banjir, pun sudah terjadi. Sejak Sabtu (6/6), kondisi terdampak banjir terjadi di Kalimantan Selatan (Kalsel), dan Sulawesi Selatan (Sulsel). Di Sulsel, banjir akibat intensitas hujan yang tinggi terjadi di Kabupten Luwu, dan Sidenreng yang merendam lebih dari 12 desa di empat kecamatan. Tercatat sekitar 200 rumah tinggal warga terendam. 

“Banjir dipicu salah satunya oleh intensitas hujan tinggi, sehingga debit air sungai meluap,” kata Raditya. Sedangkan di Kalsel, intensitas curah hujan yang tinggi juga merendam 201 rumah tinggal warga di lima desa di Kecamatan Sungai Loban, Kabupaten Tanah Bumbu. “Saat ini, (7/6), kondisi banjir sudah mulai surut,” kata Raditya. Akan tetapi, kata dia, BPNB mengimbau kepada warga, untuk selalu siaga dan waspada akan banjir susulan. 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement