Ahad 07 Jun 2020 13:15 WIB

Tim Covid-19 Hunter Jatim Gelar Rapid Test Masif

Memutus penularan Covid-19 dengan menyisir PDP dan ODP sebanyak mungkin

Rep: dadang kurnia/ Red: Hiru Muhammad
Rambu Jogo Jarak terpasang di halte bus di Jalan Panglima Sudirman, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (6/6/2020). Pemerintah Kota Surabaya memasang rambu-rambu bertuliskan Wajib Pakai Masker dan Jaga Jarak itu di sejumlah ruas jalan dan tempat kumpul warga untuk meningkatkan kesadaran warga mematuhi protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.
Foto: Antara/Didik Suhartono
Rambu Jogo Jarak terpasang di halte bus di Jalan Panglima Sudirman, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (6/6/2020). Pemerintah Kota Surabaya memasang rambu-rambu bertuliskan Wajib Pakai Masker dan Jaga Jarak itu di sejumlah ruas jalan dan tempat kumpul warga untuk meningkatkan kesadaran warga mematuhi protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengklaim, Tim Covid-19 Hunter yang dibentuk bersama Polda Jatim dan Kodam V/ Brawijaya menggelar rapid test secara masif di beberapa daerah guna meminimalisir penyebaran Covid-19. Sasaran tes cepat tersebut adalah ODP, OTG, dan PDP.

Pada Jumat (5/6), Tim Covid-19 Hunter diterjunkan di lima daerah. Yaitu Kota Kediri, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Bangkalan, dan Kabupaten Gresik. Pada hari pertama tim melakukan tes cepat terhadap 387 orang. Lima daerah yang dipilih adalah yang persentase OTG dan PDP-nya di atas 55 persen. 

"Kalau kita mau memutus mata rantai penularan Covid-19, maka dengan menyisir PDP dan OTG sebanyak mungkin. Sejatinya kita bisa memitigasi hingga 90 persen orang yang berpotensi terkonfirmasi positif Covid-19," kata Khofifah di Surabaya, Ahad (7/6). 

Khofifah menjabarkan, pada hari pertama, di Kota Kediri tim melakukan tes cepat terhadap 121 orang. Hasil tes seluruhnya dinyatakan non reaktif. Kemudian di Kabupaten Bangkalan dilakukan rapid test pada 58 orang, dan ditemukan 10 orang yang reaktif.

Di Kabupaten Tulungagung, dilakukan rapid test terhadap 95 orang dan semuanya non reaktif. Selanjutnya di Kabupaten Sidoarjo dilakukan rapid test terhadap 113 orang, dan ditemukan 6 orang yang reaktif. Sedangkan di Kabupaten Gresik, tim hanya melakukan tes swab terhadap 58 orang yang sebelumnya dirapid test Pemda setempat. 

"Dari total keseluruhan di hari pertama tim Covid-19 Hunter turun, total ada 387 orang yang dilakukan tes cepat. Hasilnya ada 16 orang yang reaktif. Mereka semuanya langsung diswab di tempat," kata Khofifah. Meskipun, Khofifah enggan mengungkapkan hasil tes swab, dengan alasan kewenangan gugus tugas pusat.

Khofifah menjelaskan, prosedur yang ditetapkan Tim Covid-19 Hunter, jika ditemukam yang hasil tes cepatnya reaktif, maka akan langsung dilakukan tes swab. Kemudian, jika hasil tes swab menyatakan positif Covid-19, maka akan langsung dilakukan perawatan di rumah sakit. 

"Sebelumnya, kalau ada yang positif namun tidak bergejala atau ringan, maka kita rekomendasinya adalah isolasi mandiri. Tapi karena banyak masyarakat yang tidak punya cukup ruang memadai untuk isolasi secara mandiri maka mereka lebih baik dirawat di rumah sakit supaya dapat perawatan yang lebih terukur," ujar Khofifah. 

Pada Sabtu (6/6), Tim Covid-19 Hunter kembali melakukan tes cepat. Pada hari kedua, tim melakukan rapid test terhadap 892 orang. Rinciannya 61 orang di Kota Kediri, 331 orang di Kabupaten Kediri, 101 orang di Kabupaten Sidoarjo, 263 orang di Bangkalan, dan 136 orang di Tulungagung.

Dari hasil rapid tes tersebut ditemukan 66 orang yang reaktif. Masing-masing di Kota Kediri 5 orang, Kabupaten Kediri 20 orang, Sidoarjo 7 orang, Kabupaten Bangkalan 33 orang, dan Kabupaten Tulungagung satu orang.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement