Ahad 07 Jun 2020 04:40 WIB

Pelaku Wisata Badung Diminta Perhatikan Protokol Kesehatan

Disarankan dibuat aplikasi agar pengunjung yang datang bisa termonitor

Wisatawan memadati kawasan Pantai Canggu, Badung, Bali, Kamis (4/6/2020). Warga dan wisatawan dari berbagai negara terpantau mengunjungi objek wisata yang sebenarnya masih ditutup dari kunjungan wisatawan sebagai upaya untuk mencegah penyebaran COVID-19 tersebut dengan melewati akses-akses masuk pantai yang tidak dijaga oleh petugas.
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Wisatawan memadati kawasan Pantai Canggu, Badung, Bali, Kamis (4/6/2020). Warga dan wisatawan dari berbagai negara terpantau mengunjungi objek wisata yang sebenarnya masih ditutup dari kunjungan wisatawan sebagai upaya untuk mencegah penyebaran COVID-19 tersebut dengan melewati akses-akses masuk pantai yang tidak dijaga oleh petugas.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Sekretaris Daerah Kabupaten Badung, Bali, I Wayan Adi Arnawa mengatakan, bahwa berbagai destinasi dan sektor pendukung pariwisata di wilayah tersebut siap untuk menyambut tatanan normal baru.

"Dari hasil pantauan yang telah dilakukan, saya melihat Badung cukup siap dalam menyongsong new normal ini," ujar Adi Arnawa di Mangupura, Badung, Sabtu.

Untuk memastikan kesiapan sektor pariwisata dalam menyambut normal baru, pihaknya juga telah meninjau sejumlah daya tarik wisata di Badung seperti Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Pantai Pandawa, kawasan Pura Uluwatu, pusat perbelanjaan Beachwalk Shopping Center serta kawasan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) di wilayah Nusa Dua.

"Pengelola objek wisata, ITDC dan Beachwalk yang telah kami kunjungi kelihatannya sudah siap menyongsong new normal. Mudah-mudahan yang lain juga sama seperti itu. Sehingga harapan kami nanti entah kapan akan menjadi dimulainya pembukaan secara formal, tidak ada keraguan dan benar-benar ada persiapan yang matang di beberapa industri," katanya.

Pihaknya juga menyarankan, untuk para pengelola objek dan kawasan di sektor pariwisata untuk terus memperhatikan berbagai standar operasional prosedur serta protokol kesehatan pencegahan COVID-19 seperti menyiapkan tempat cuci tangan, hand sanitizer dan menyiapkan skema social dan physical distancing untuk mengantisipasi terjadinya kerumunan pengunjung.

"Kami sarankan untuk dibuatkan aplikasi untuk nantinya setiap pengunjung datang sudah termonitor dan disesuaikan dengan kapasitas maksimal kawasan sehingga tidak terjadi kerumunan pengunjung karena ke depannya, tidak tertutup kemungkinan pengunjung akan membludak sehingga dengan adanya aplikasi hal itu bisa dimonitor," ungkap Sekda Adi Arnawa.

Ke depannya, pihaknya juga akan terus melakukan pemantauan di mal atau daerah wisata untuk memastikan penerapan protokol kesehatan. Nantinya, apabila ditemukan ada pengelola destinasi wisata maupun pusat perbelanjaan yang tidak memenuhi ketentuan dan protokol yang ada, dengan pihaknya dapat menghentikan operasional kawasan tersebut sementara.

"Kita tidak boleh kebablasan. Kalau kemarin paradigma kita bertahan dari COVID-19, sekarang kita hidup berdampingan. Dengan berdampingan kita harus punya strategi, dengan mengikuti protokol kesehatan. Kami akan terus monitor dan memberikan pembinaan. Jangan sampai sekarang siap tapi pada saat new normal dan pengunjung membludak malah tidak mengikuti protokol kesehatan," ujar Sekda Adi Arnawa.

Sementara itu, Managing Director The Nusa Dua, I Gusti Ngurah Ardita mengatakan, pihaknya telah menyiapkan standar operasional prosedur yang mengacu pada standar dan protokol kesehatan pencegahan CIVID-19 sesuai dengan standar pemerintah.

"Semua tenant hotel, daerah tujuan wisata, museum dan rumah sakit yang ada di kawasan kami sedang menyusun SOP. Ini tahap yang penting sehingga pada saatnya nanti kami sudah siap memberikan layanan tentunya dengan standar yang baru," ujarnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement