Sabtu 06 Jun 2020 21:42 WIB

Pariwisata Badung Siap Sambut Normal Baru

Pengelola wisata diharapkan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Suasana kawasan wisata Pantai Batu Belig yang ditutup sementara tampak lengang di Badung, Bali, pada Rabu (1/4/2020). Pemerintah Kabupaten Badung memperpanjang penghentian operasional sementara objek wisata di wilayahnya hingga 21 April 2020 lalu sebagai salah satu upaya pencegahan penyebaran Covis-19.
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Suasana kawasan wisata Pantai Batu Belig yang ditutup sementara tampak lengang di Badung, Bali, pada Rabu (1/4/2020). Pemerintah Kabupaten Badung memperpanjang penghentian operasional sementara objek wisata di wilayahnya hingga 21 April 2020 lalu sebagai salah satu upaya pencegahan penyebaran Covis-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Sekretaris Daerah Kabupaten Badung, Bali, I Wayan Adi Arnawa mengatakan, berbagai destinasi dan sektor pendukung pariwisata di wilayahnya siap menyambut tatanan normal baru atau new normal. Untuk memastikan kesiapan sektor pariwisata, pemerintah kabupaten  telah meninjau sejumlah daya tarik wisata di Badung.

"Dari hasil pantauan, Badung cukup siap dalam menyongsong new normal ini," ujar Sekda Adi Arnawa di Mangupura, Badung, Sabtu (6/6).

Pariwisata di Badung antara lain Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Pantai Pandawa, kawasan Pura Uluwatu, pusat perbelanjaan Beachwalk Shopping Center, serta kawasan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) di wilayah Nusa Dua.

"Pengelola objek wisata, ITDC dan Beachwalk yang telah kami kunjungi kelihatannya sudah siap menyongsong new normal. Mudah-mudahan yang lain juga sama seperti itu. Sehingga harapan kami nanti entah kapan akan menjadi dimulainya pembukaan secara formal, tidak ada keraguan dan benar-benar ada persiapan yang matang di beberapa industri," kata Adi.

Adi juga menyarankan, untuk para pengelola objek dan kawasan di sektor pariwisata untuk terus memperhatikan berbagai standar operasional prosedur serta protokol kesehatan pencegahan Covid-19 seperti menyiapkan tempat cuci tangan, hand sanitizer, dan menyiapkan skema social dan physical distancing untuk mengantisipasi terjadinya kerumunan pengunjung.

"Kami sarankan untuk dibuatkan aplikasi untuk nantinya setiap pengunjung datang sudah termonitor dan disesuaikan dengan kapasitas maksimal kawasan sehingga tidak terjadi kerumunan pengunjung karena ke depannya, tidak tertutup kemungkinan pengunjung akan membludak sehingga dengan adanya aplikasi hal itu bisa dimonitor," jelas Adi.

Ke depannya, pemerintah kabupaten juga akan terus melakukan pemantauan di mal atau daerah wisata untuk memastikan penerapan protokol kesehatan. Nantinya, apabila ditemukan ada pengelola destinasi wisata maupun pusat perbelanjaan yang tidak memenuhi ketentuan dan protokol yang ada, pihak pemerintah kabupaten dapat menghentikan operasional kawasan tersebut untuk sementara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement