Sabtu 06 Jun 2020 18:26 WIB

Mentan Dorong Petani Manfaatkan KUR

Sektor pangan terbukti masih bertahan dan cukup stabil bahkan di tengah pandemi

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menghadiri acara Gerakan Percepatan Olah Tanah (GPOT di Desa Ciberes, Kecamatan Patokbeusi Kabupaten Subang, Sabtu (6/06/20).
Foto: dok. Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menghadiri acara Gerakan Percepatan Olah Tanah (GPOT di Desa Ciberes, Kecamatan Patokbeusi Kabupaten Subang, Sabtu (6/06/20).

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama petani memanen padi dalam kunjungan kerjanya di Kabupaten Subang , Sabtu (6/6). Dalam kunjungannya, Mentan memberikan beberapa arahan kepada para petani, salah satunya berkaitan pemanfaatan Kredit Usaha Ringan (KUR).

“Subang harus memanfaatkan KUR. Angka yang ada masih bisa ditambah, ada kawan-kawan dari BRI dan BNI yang bisa membantu,” kata Mentan.

Baca Juga

Ia meyakinkan petani bahwa pertanian menjadi usaha yang menjanjikan saat ini. Sektor pangan terbukti masih bertahan dan cukup stabil bahkan di tengah pandemi Covid-19 ini.

Menurutnya, Pertanian itu sifatnya berkelanjutan dan tidak cepat rusak, sehingga kemungkinan rugi sangat kecil jika dikelola dengan menajemen yang baik dan benar. Oleh karenanya adanya dukungan pemerintah berkaitan modal, petani bisa memanfaatkan hal tersebut.

“Jangan takut, sebab dari lahan 1 hektare lahan yang panen, kita bisa mendapat Rp 30 juta. Karena satu hektare lahan bisa hasilkan padi 8 ton. Oleh karena itu tidak ada yang tidak di tanam,” ujarnya.

Syahrul mengatakan, pertanian harus digenjot untuk menghadapi tantangan yang ada di depan mata. Yaitu penyebaran Covid-19, dan ancaman kekeringan yang bisa berdampak pada terjadinya krisis pangan. “Solusinya ada di pertanian. Tidak ada yang rugi di pertanian. Kita buka mata ada tanah yang bisa ditanami, sudah ada solusinya. Tidak boleh ada tanah yang menganggur,” katanya.

Mentan mengatakan, untuk meningkatkan pertanian, dibutuhkan lahan yang bagus, bibit yang tepat, dan budidaya pelaksanaannya harus benar. Dengan fase akhir musim penghujan, petani pun diminta mempeecept masa tanam kembali setelah panen periode pertama.

Dalam kunjungannya, Mentan juga memberikan bantuan alsintan berupa traktor roda 4 yang diterima secara simbolis oleh Kelompok Tani Sumbersari, Desa Bojong Jaya, Kecamatan Pusaka Jaya. Sedangkan Traktor Roda Dua diterima simbolis Kelompok Tani Palawa Desa Tanjung Rasa, Kecamatan Patok Beusi, dan penerima simbolis bantuan Pompa Air adalah Kelompok Tani Kedokan, Desa Kotasari, Kecamatan Pusaka Jaya, Kabupatan Subang.

Penyerahan simbolis klaim AUTP periode Februari-Maret 2020 untuk Kabupaten Subang sebesar Rp 2.198.000.000. Dilakukan juga penyerahan KUR Pertanian Subang dari BNI.

Bantuan ini diterima simbolis oleh Rustam (komoditas padi) dengan numlah Rp 100 juta, dan Nuryati Binti Kosim (komoditas padi) Rp 250 juta. Sementara KUR Pertanian dari BRI diterima secara simbolis oleh Sutanto (komoditas padi) RP 50 juta, Mukhtar Hasyim (komoditas padi) Rp 250 juta, Sukewi (komoditas padi) Rp 100 juta, Sukaesih Komalasari (komoditas padi) Rp 100 juta.

Sementara Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan yang turut mendampingi kunjungan Mentan di Subang, minat petani Subang terhadap KUR sangat tinggi. Data terbaru hingga 4 Juni, realisasi KUR Subang mencapai 100 persen.

“Realisasi penyaluran KUR Sektor Pertanian Provinsi Jabar ber tanggal 4 Juni 2020, untuk Kabupaten Subang mencapai lebih dari target 100 persen. Sangat luar biasa, dari target Rp 113.247.566.200, telah di realisasikan untuk sektor pangan , perkebunan, hortikultura, peternakan, mixed farming dan jasa pertanian perkebunan peternakan senilai Rp 118.272.566.200,” tutur Sarwo Edhy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement