Sabtu 06 Jun 2020 16:24 WIB

50 Ribu Lebih Muslim Palestina Sholat Jumat di Al Aqsa

Sholat Jumat perdana digelar di Masjid Al Aqsa Paestina kemarin.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Kamran/ Red: Nashih Nashrullah
Sholat Jumat perdana digelar di Masjid Al Aqsa Paestina kemarin. Ilustrasi Masjid Al-Aqsha  di Yerusalem, Palestina.
Foto: AP
Sholat Jumat perdana digelar di Masjid Al Aqsa Paestina kemarin. Ilustrasi Masjid Al-Aqsha di Yerusalem, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, PALESTINA—Masjid Al Aqsa Yarussalem, Palestina kembali menggelar sholat Jumat untuk pertama kali setelah sekian lama ditutup. Departemen Wakaf Islam Quds mengatakan, sholat Jumat yang diadakan (5/6) kemarin dihadiri lebih dari 50 ribu jamaah.   

“Lebih dari 50 ribu jamaah menghadiri sholat Jumat setelah berminggu-minggu penutupan masjid,” tulis Departemen Wakaf Islam Quds dalam sebuah pernyataan yang dikutip di AhlulBayt News Agency, Sabtu (6/6).  

Baca Juga

Selama ibadah berlangsung, protokol kesehatan dikerahkan untuk menjaga sterilitas dan jarak sosial antar jamaah. Petugas juga membagikan masker dan sanitizer untuk para jamaah.  

Organisasi Wakaf Islam Quds juga telah mengeluarkan larangan kehadiran bagi jamaah yang terindikasi gejala Covid-19. Pembatasan jumlah jamaah juga dilakukan demi mengurangi risiko penyebaran virus.   

Masjid Al Aqsa telah dibuka kembali pada Ahad (31/5) lalu, dengan syarat diterapkannya semua instruksi kesehatan oleh seluruh pengurus dan pengunjung masjid.  

“Setelah mereka membuka masjid, saya merasa bisa bernapas lagi. Alhamdulillah,” kata seorang warga Yerusalem, Umm Hisham, seusai menunaikan salat Subuh berjamaah di Masjid Al Aqsa.  

Dia dan Muslim lainnya diwajibkan mengenakan masker jika hendak masuk ke Masjid Al Aqsa. Mereka pun diharuskan membawa sajadah pribadi, baik ketika salat di dalam maupun area luar masjid.  

Namun pihak pengelola, yakni Dewan Wakaf Islam, tampaknya tak menerapkan pembatasan jumlah jamaah. Sebab ada sekitar 700 Muslim yang menunaikan sholat Subuh pada Ahad lalu.   

Masjid Al Aqsa ditutup pada 15 Maret lalu. Hal itu dilakukan setelah adanya penyebaran Covid-19 di wilayah Tepi Barat dan Israel. Tepi Barat telah mencatatkan 386 kasus Covid-19. Sementara Israel memiliki sekitar 17 ribu kasus. 

 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement