Jumat 05 Jun 2020 17:45 WIB

Pengaktifan 66 Mesin TCM untuk Kejar 20 Ribu Tes Sehari

Saat ini total keseluruhan spesimen yang telah diperiksa 380.973 spesimen.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus raharjo
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.
Foto: @BNPB_Indonesia
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, pemerintah telah mengaktifkan 66 mesin tes cepat molekuler (TCM) di kabupaten/kota. Pengaktifan mesin TCM ini untuk menambah kecepatan pengujian spesimen yang saat ini sudah ada di 101 laboratorium real time berbasis PCR, dan laboratorium jejaring yang berjumlah 186 lab.

Yurianto mengatakan, ini juga bagian meningkatkan pengujian spesimen secara masif sebagaimana target Presiden Joko Widodo, hingga 20 ribu tes sehari.

Baca Juga

"Kita kejar target 20 ribu sehari, karena sarana untuk lakukan ini sudah cukup dan tersebar di banyak tempat. Kami sudah aktifkan 66 mesin tes cepat molekular yang berada di semua kabupaten/kota," kata Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (5/6).

Ia mengatakan, pengaktifan 66 mesin tes cepat molekuler ini juga bagian upaya memperpendek jarak dan waktu tempat pemeriksaan dengan laboratorium. Sebab, saat ini jarak antara RS yang melakukan pemeriksaan, dengan laboratorium tidak merata di seluruh daerah.

"Ini menjadi salah satu tulang punggung kita sehingga jarak antara RS yang butuh pemeriksaan dengan lab bisa diperpendek. Makanya target mengejar 20.000 akan selalu kami upayakan. Kami juga perbaiki sistem pelaporan oleh seluruh lab," ujarnya.

Hingga saat ini total keseluruhan spesimen yang telah diperiksa 380.973 spesimen. Untuk hari ini, pengujian yang dilakukan yakni sekitar 13.333 spesimen. "Ada 13.333 spesimen yang diperiksa. Kita akan terus tingkatkan upaya pemeriksaan testing yang lebih masif. Sehingga kita bisa dapatkan hasil optimal," katanya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan target baru pengujian spesimen virus corona hingga 20 ribu per harinya. Ia mengatakan, target yang sebelumnya telah ia tetapkan, yakni 10 ribu per hari, pun telah terlampaui.

"Untuk pengujian spesimennya, saya kira saya mengucapkan terima kasih bahwa target pengujian spesimen yang dulu saya targetkan 10 ribu ini sudah terlampaui. Saya harapkan target berikutnya ke depan adalah 20 ribu per hari. Ini harus mulai kita rancang untuk ke sana,” kata dia.

Karena itu, ia pun meminta agar pelacakan secara agresif lebih ditingkatkan. Jokowi mengatakan, pelacakan dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan sistem teknologi telekomunikasi.

Ia mencontohkan negara lain yang telah menggunakan sistem teknologi telekomunikasi dalam melakukan pelacakan seperti Selandia Baru yang menggunakan diari digital dan Korea Selatan yang mengembangkan mobile GPS sehingga data pelacakan pun termonitor dengan baik.

"Saya minta untuk pelacakan secara agresif dilakukan lebih agresif lagi dengan menggunakan bantuan sistem teknologi telekomunikasi dan bukan dengan cara-cara konvensional lagi,” ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement