Jumat 05 Jun 2020 17:41 WIB

Lima Kecamatan di Kabupaten Bogor Ini Berisiko Covid-19

Wilayah konsentrasi Covid-19, meliputi jalur KRL, Jalan Raya Bogor, dan Tol Jagorawi.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin.
Foto: Antara
Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin mengatakan, masih ada lima kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar), yang menjadi wilayah berisiko tinggi penularan virus corona. "Lima kecamatan itu adalah Gunung Putri, Bojonggede, Cileungsi, Cibinong, dan Tajur Halang," ujarnya usai rapat di kantornya, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat (5/6).

Sejak penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) proporsional secara parsial pada 5 Juni 2020, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor mengklasifikasikan 40 kecamatan di wilayahnya berdasarkan tingkat risiko penularan Covid-19. Tercatat ada 28 kecamatan berisiko sedang, dan tujuh kecamatan berisiko rendah, yaitu Tanjungsari, Tenjo, Tenjolaya, Sukamakmur, Sukajaya, Cijeruk, dan Jasinga.

"Kami telah melakukan perhitungan dengan menggunakan enam variabel untuk mendapatkan hasil tingkat kewaspadaan di tingkat kecamatan dengan kategori rendah, sedang dan tinggi," ucap politikus PPP tersebut.

Ade mengatakan, angka reproduksi efektif Kabupaten Bogor masih 1,2 poin berdasarkan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Sehingga Kabupaten Bogor belum bisa melaksanakan fase normal baru yang angka reproduksi efektifnya harus di bawah 1 poin.

"Kami terus melakukan upaya untuk menekan angka reproduksi, melalui penambahan jumlah rapid test dan swab di lokasi-lokasi keramaian, melakukan tracing, mewajibkan penggunaan masker dan upaya lainnya," kata ketua Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor itu.

Kepala Bidang Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim Badan Informasi Geospasial (BIG), Ferrari Pinem mengatakan, wilayah berisiko tinggi penularan Covid-19 di Kabupaten Bogor merupakan kawasaan dengan tingkat kepadatan penduduk sangat tinggi jika dibandingkan dengan wilayah lainnya. Hal itu dibuktikan dengan data kepadatan penduduk, di mana titik konsentrasi kejadian berada pada desa atau kelurahan yang sebagian besar lebih 100 jiwa per hektare. "Dengan kata lain, potensi risiko masih tinggi karena episentrum berada pada wilayah dengan kecamatan yang padat penduduk," kata Ferrari.

Menurut dia, dari peta yang ada juga disimpulkan wilayah yang menjadi konsentrasi kejadian positif Covid-19, adalah kecamatan yang berasosiasi dengan akses transportasi utama wilayah Bogor-DKI Jakarta. "Akses utama tersebut meliputi jalur kereta rel listrik (KRL), jalan arteri (Jalan Raya Jakarta-Bogor), maupun jalan Tol (Jagorawi)," ucap Ferrari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement