Jumat 05 Jun 2020 17:29 WIB

Dinkes Kabupaten Semarang Antisipasi Klaster Baru Covid-19

Kuota rapid test berbeda tergantung dengan populasi pedagang dan pengunjung pasar.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Petugas Dinkes Kabupaten Semarang melaksanakan rapid test terhadap sejumlah pedagang da pengunjung Pasar babadan, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Kamis (4/6). Dinkes menggelar rapid test serentak dengan sasaran tujuh pasar rakyat di Kabupaten Semarang guna mengantisipasi klaster baru penyebaran Covid-19.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Petugas Dinkes Kabupaten Semarang melaksanakan rapid test terhadap sejumlah pedagang da pengunjung Pasar babadan, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Kamis (4/6). Dinkes menggelar rapid test serentak dengan sasaran tujuh pasar rakyat di Kabupaten Semarang guna mengantisipasi klaster baru penyebaran Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, kembali melakukan rapid test terhadap para pedagang  pasar rakyat yang ada di daerahnya. Setelah pekan sebelumnya di Pasar Bandarjo, Ungaran, rapid test kali ini menyasar puluhan pedagang  Pasar Babadan, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Semarang, Hasty Wulandari mengatakan, Gugus Tugas dan Dinkes Kabupaten Semarang  memang telah merencanakan pada pekan ini dan pekan depan melaksanakan gerakan rapid test serentak di sejumlah pasar rakyat yang ada.

Ada tujuh pasar yang dipilih, meliputi Pasar Babadan, Jumat (5/6)  di Pasar Karangjati, Kecamatan Bergas, Sabtu (6/6) di Pasar Harjosari, Kecamatan Bawen dan Pasar Bringin, Kecamatan Bringin.

Senin pekan depan rencananya rapid test bakal dilanjutkan di sejumlah pasar besar, seperti Pasar Projo Ambarawa, Pasar Kembangsari Kecamatan Tengaran, serta Pasar Suruh di Kecamatan Suruh.

Dalam melaksanakan rapid test massal ini, kuotanya berbeda tergantung dengan populasi pedagang dan pengunjung pasar. “Kalau seperti Pasar Babadan kita ambil sampling 40 orang untuk dirapid test,” jelasnya.

Sedangkan untuk pasar-pasar besar seperti Pasar Projo dan Pasar Kembangsari diambil sampling 50 orang. Sasaran rapid test ini adalah pedagang.

Pedagang ini ada yang datang dari luar kota/daerah masuk ke Pasar Babadan untuk menjual dagangannya atau pedagang/tengkulak dari luar kota masuk mengambil barang di sini untuk dijual di tempat lain.

Dinkes juga menindaklanjuti Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa karena diduga banyak kluster pasar yang hasilnya positif, seperti di Pasar Kobong Semarang.

Upaya lain guna melakukan tracing klaster Pasar Kobong juga dilakukan Dinkes dengan mengerahkan petugas kesehatan yang ada di masing-masing puskesmas.

Jadi, petugas kesehatan mengambil pedagang yang berhubungan dengan aktivitas di Pasar Kobong untuk dites di puskesmas masing-masing.

“Dari jumlah 405 ternyata yang reaktif mencapai 10 persen atau sekitar 40 orang diketahui reaktif, saat dilakukan rapid tes serentak pada periode kemarin,” tegasnya.

Hasty juga menyampaikan, jika dari hasil rapid test diketahui ada yang reaktif maka akan langsung diambil tindakan tes PCR atau swab. Mekanismenya jika ditemukan ada yang reaktif dihubungi pihak puskesmas di wilayah yang bersangkutan untuk tes swab.

“Pada rapid test periode sebelumnya, Dinkes  mencatat temuan dua kasus positif Covid-19 dari 10 persen atau 40 persen pedagang pasar yang hasil rapid testnya reaktif,” jelas Hasty.

Sementara itu, Lurah Pasar Babadan, Gatot Suwignyo menambahkan, pedagang Pasar Babadan yang memiliki kios, los, dan lapak jumlahnya mencapai 1.001 pedagang. Jumlah ini masih ditambah PKL pasar pagi ada 140 orang pedagang dan PKL malam kuliner sekitar 15 orang pedagang.

Ia menjelaskan, untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di lingkungan Pasar Babadan, sesuai dengan instruksi pimpinan di Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) Kabupaten Semarang telah menerapkan physical distancing bagi para PKL pasar pagi.

Yakni dengan menerapkan tempat berjualan berjarak di pelataran pasar. Sedangkan untuk pedagang di dalam pasar juga telah disiapkan sejumlah tempat untuk mencuci tangan, membagikan masker baik bantuan pemerintah maupun bantuhan pihak lain.

Di setiap pintu masuk pasar juga sudah dipasang peringatan serta aturan protokol kesehatan dan protokol pencegahan bagi para pengunjung pasar.

Bersama Persatuan Pedagang Pasar (Persada), pengelola pasar juga selalu menyampaikan imbauan dan peringatan melalui pengeras suara yang tersebar di sudut pasar, agar pedagang maupun pengunjung pasar selalu memakai masker dan mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan aktivitas di pasar.

“Terkadang, kami bahkan juga sudah sering mengusir pengunjung pasar yang tidak memakai masker. Termasuk jika ada bantuan dari pihak lain kita juga bagikan kepada para pengunjung yang belum memakai masker,” ujar Suwignyo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement