Jumat 05 Jun 2020 07:25 WIB

BMKG: Gempa di Maluku Utara tidak Berpotensi Tsunami

Gempa yang terjadi jenis dangkal akibat aktivitas deformasi lempeng laut Maluku.

Rep: Rizkyan Adiyudha / Red: Agus Yulianto
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Ambon, Sunardi memberikan penjelasan perkembangan gempa bumi yang mengguncang Pulau Ambon, Maluku.
Foto: Antara/Izaac Mulyawan
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Ambon, Sunardi memberikan penjelasan perkembangan gempa bumi yang mengguncang Pulau Ambon, Maluku.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa gempa di Maluku Utara tidak berpotensi tsunami. BMKG menjelaskan, bahwa gempa terjadi pada koordinat 1,26 LU dan 126,38 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 122 km arah Barat Laut Kota Ternate pada kedalaman 10 km.

"Kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipercayakan pertanggungjawabannya," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangan, Kamis (4/6).

Dia mengungkapkan, gempa terjadi dengan kekuatan 4,7 skala richter. Dia menjelaskan, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock.

Dia menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas deformasi Lempeng Laut Maluku. Lanjutnya, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik.

Rahmat menjelaskan, guncangan gempa bumi dirasakan di daerah Ternate. Lanjutnya, getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Lanjunya, getaran gempa dirasakan nyata dalam rumah di Pulau Mayau III MMI. Meksi demikian, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement