Jumat 05 Jun 2020 03:03 WIB

BNPB: Fasilitas Internet Penting dalam New Normal

Ketika banyak aktivitas rumah karena pandemi, seluruh masyarkat mempunyai hak sama.

Seorang siswi kelas 11 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan internet di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (1/4/2020).
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Seorang siswi kelas 11 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan internet di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (1/4/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fasilitas internet menjadi kebutuhan penting berbagai kalangan masyarakat untuk beraktivitas dalam normal baru di tengah pandemi Covid-19. Hal itu diungkapkan Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Wisnu Widjaja.

"Kita telah diajari oleh virus ini supaya bekerja tanpa bersentuhan. Artinya ke depan pemerintah mestinya memfokuskan untuk memfasilitasi hal-hal yang terkait internet," katanya dalam diskusi soal normal baru yang dilakukan Divisi Humas Polri di Jakarta, Kamis (5/6).

Ketika banyak aktivitas harus dilakukan dari rumah karena pandemi, katanya, seluruh masyarakat mestinya mempunyai hak yang sama mendapatkan akses informasi, sehingga fasilitas internet menjadi kebutuhan penting mereka.

Dia mencontohkan tentang pembelajaran daring yang harus dilakukan siswa selama pandemi, di mana tidak semua masyarakat memiliki fasilitas yang sama.

Selain permasalahan fasilitas, Wisnu mengatakan tentang adaptasi ke depan yang seharusnya terdapat materi khusus untuk daring, di mana bukan hanya memindahkan pelajaran tatap muka ke daring.

Jajaran pemerintah, katanya, juga bisa belajar adaptasi ke dunia maya ke depannya untuk tetap produktif dan tidak mengeluarkan banyak biaya.

Menghadapi normal baru, dia mengingatkan tentang pendekatan ke masyarakat sebagai hal penting untuk menjaga disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

Dia mencontohkan tentang bagaimana Jawa Tengah dan Bali cukup berhasil dalam menekan angka infeksi Covid-19 karena pendekatan sampai tingkat "akar rumput" (masyarakat bawah) dalam menggunakan sanksi sosial.

"Kenapa tidak kita buat stigma untuk orang yang tidak pakai masker. Karena dialah sebenarnya penyebar penyakit, harusnya sanksi sosial ada di situ sehingga memaksa semua orang pakai masker. Itu sudah satu hal yang sangat membantu," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement