Kamis 04 Jun 2020 23:08 WIB

Ethiopia dan Djibouti Janjikan Peluang bagi Pengusaha RI

Banyak peluang usaha ditawarkan Ethiopia dan Djibouti.

Dubes RI untuk Ethiopia, Djibouti, dan Uni Afrika Al Busyra Basnur
Foto: Istimewa/KBRI Addis Ababa
Dubes RI untuk Ethiopia, Djibouti, dan Uni Afrika Al Busyra Basnur

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Ethiopia dan Djibouti memiliki peluang ekonomi yang menjanjikan bagi para pengusaha Indonesia. Bahkan lima perusahaan Indonesia yang sudah berinvestasi di Ethiopia kini berancang-ancang melebarkan sayap ke wilayah tetangga.

“Potensi kerja sama ekonomi dengan Ethiopia sangat besar karena jumlah penduduk Ethiopia 112 juta jiwa, terbesar kedua di Afrika setelah Nigeria," kata Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti, dan Uni Afrika, Al Busyra Basnur, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Kamis (4/6)

"Selain itu harga listrik dan biaya tenaga kerja murah. Sementara itu pemerintah memberikan berbagai fasilitas bagi perusahaan-perusahaan asing yang berinvestasi di Ethiopia,” kata Al Busyra. 

Semua itu disampaikan Al Busyra dalam Webinar internasional yang digelar Kedutaan Besar RI (KBRI) dan Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar, Kamis. Tema yang diangkat adalah "Peluang dan Tantangan Bisnis di Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika".

Pada acara tersebut, Rektor Unisba Blitar Dr Soebiantoro, MSi, menyebutkan pentingnya webinar ini untuk membangkitkan semangat generasi muda Indonesia, terutama mahasiswa Unisba. Semangat itu antara lain dalam mengembangkan semangat kewirausahaan dan kerja sama bisnis dengan negara-negara lain termasuk Ethiopia dan negara-negara Afrika. 

Menurut data KBRI Addis Ababa, selama sepuluh tahun, Ethiopia mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat. Pada 2008 hingga 2018 pertumbuhan ekonomi Ethiopia rata-rata di atas 10 persen. 

Banyak perusahaan asing saat ini mengadakan kerja sama ekonomi dan menanamkan investasi di Ethiopia, termasuk lima perusahaan Indonesia. Perusahaan Indonesia tersebut terus berkembang pesat dan bahkan berencana melakukan ekspansi ke negara-negara tetangga Ethiopia. Namun, kemajuan dan peluang kerja sama ekonomi dengan Ethiopia belum banyak diketahui masyarakat Indonesia, termasuk pelaku bisnis. 

Sementara Djibouti, walaupun jumlah penduduk kurang 1 juta jiwa, namun negara ini gerbang perdagangan sangat penting bagi kawasan Afrika Timur. Salah satu alasannya adalah karena Djibouti memiliki pelabuhan yang besar dan modern. 

Al Busyra mengingatkan, benua Afrika yang terdiri dari 55 negara. Kawasan ini memiliki potensi pasar yang sangat besar dengan jumlah penduduk 1,3 miliar. 

Sementara Pejabat Fungsi Ekonomi KBRI Addis Ababa, Ravky Adi Permato, menyebutkan kerja sama Indonesia dan Ethiopia bahkan sudah menyasar pengusaha muda kedua negara. Ini ditandai dengan digelarnya Indonesia-Ethiopia Young Entrepreneurs Forum di KBRI Addis Ababa. Acara yang diikuti 200 orang ini digelar Juni 2019. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement