Kamis 04 Jun 2020 22:45 WIB

Sekolah Indonesia di Kuala Lumpur akan Kembali Dibuka

Malaysia mengizinkan sekolah dibuka dengan pembatasan sosial.

Red: Nur Aini
Sejumlah warga melintas pada sebuah jembatan di area Kuala Lumpur Convention Center (KLCC) Park dengan latar belakang Menara Kembar Petronas, di Kuala Lumpur, Minggu (25/5/2020). Pada hari kedua Idul Fitri 1441 H destinasi wisata tersebut sepi pengunjung sedangkan pada Lebaran sebelumnya dipenuhi warga negara asing termasuk dari Indonesia.
Foto: Antara/Agus Setiawan
Sejumlah warga melintas pada sebuah jembatan di area Kuala Lumpur Convention Center (KLCC) Park dengan latar belakang Menara Kembar Petronas, di Kuala Lumpur, Minggu (25/5/2020). Pada hari kedua Idul Fitri 1441 H destinasi wisata tersebut sepi pengunjung sedangkan pada Lebaran sebelumnya dipenuhi warga negara asing termasuk dari Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID,KUALA LUMPUR -- Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) siap dibuka kembali dengan normal baru sebagaimana arahan dari Kementerian Pendidikan Malaysia (KPM) yang mengizinkan untuk membuka sekolah dalam tingkatan tertentu sehubungan kurva pandemik Covid-19 di negara ini yang kian melandai.

Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) Dr Encik Abdul Hajar telah memimpin rapat persiapan masuk sekolah tahun ajaran baru 2020/2021 dengan normal baru bersama para guru di sekolah tersebut, Kamis (4/6). Rapat dilakukan dengan pola pembatasan sosial (social distancing) masing-masing guru duduk satu kursi dan satu bangku serta dilakukan dalam dua tahap pertemuan.

Baca Juga

Pada waktu yang sama petugas kebersihan dibantu sejumlah guru menata ruang kelas dengan menyiapkan kelengkapan normal baru seperti hand sanitizer di masing-masing kelas, tempat cuci tangan dan tempat duduk diatur dengan social distancing. Kendati Kementerian Pendidikan Malaysia mempersilakan sekolah dibuka untuk tingkatan tertentu dengan normal baru namun sekolah ini mengikuti peraturan di Indonesia yang akan memulai ajaran baru 2020/2021 pada 13 Juli 2020.

Sehari-hari SIKL mengikuti kebijakan di Malaysia dan peraturan di Indonesia demikian pula saat hari libur sekolah ini mengikuti dua negara.

"Kami memang sudah membaca panduan KPM bahwa sekolah boleh dibuka hanya untuk tingkatan tertentu tetapi kita juga sedang memasuki penilaian akhir tahun secara online. Kami sudah set dengan normal baru masing-masing kelas ada 15 siswa sudah kita siapkan tempat cuci tangan, hand sanitizer termasuk jalur masuknya di pintu masuk sehingga betul-betul menjaga jarak dan tidak mengganggu lalu lintas di sekolah," kata Encik Abdul Hajar.

Pada saat normal baru nanti para siswa ada yang belajar di rumah dan ada yang belajar di sekolah. Para guru nanti akan bertugas dengan shift harian seperti kelas shift A datang Senin dan shift B datang Selasa secara bergantian terus sedangkan kehadiran siswa akan diatur sehingga tidak ada penumpukan siswa saat jam pertama.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement