Kamis 04 Jun 2020 18:05 WIB

Rencana PSSI untuk MelanjutkaKompetisi Dapat Sorotan Kritis

wacana PSSI untuk melanjutkan kompetisi musim 2020 terdapat hal-hal yang bertentangan

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Muhammad Akbar
Logo PSSI
Logo PSSI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Koordinator Save our Soccer (SOS) Akmal Marhali menilai rencana PSSI untuk mengembalikan atmosfer sepak bola di Indonesia tidak sepenuhnya salah. Menurutnya, new normal yang juga dikampanyekan oleh pemerintah Indonesia bisa diaplikasikan oleh PSSI dengan melahirkan sepak bola yang lebih baik.

Sementara, kata dia, dalam wacana PSSI untuk melanjutkan kompetisi musim 2020 pada September nanti terdapat hal-hal yang bertentangan dengan statuta.

"Tidak adanya degradasi kan menabrak statuta, karena di Statuta Pasal 27 disebut delegasi Kongres adalah 18 klub Liga 1, nah kalau Liga 1 tidak ada degradasi tapi Liga 2 ada promosi kan jadi bakal ada 20 klub tuh di Liga 1," kata Akmal saat dihubungi Republika, Kamis (4/6).

Menurut Akmal, riskan melanjutkan kompetisi secara normal di tengah ketidakpastian seperti saat ini. Baginya, akan lebih baik jika Liga 1 dan Liga 2 musim 2020 dihentikan sepenuhnya, kemudian PSSI menggelar turnamen pengganti di akhir tahun untuk membayar kerinduan masyarakat terhadap sepak bola. Seharusnya, kata dia, ada pertimbangan matang dari PSSI sebelum berencana untuk melanjutkan musim 2020.

"Justru dengan dihentikannya musim 2020, ini akan jadi kesempatan bagi federasi untuk menyiapkan konsep baru sepak bola Indonesia yang lebih jelas dalam semua hal. Mulai dari penegakkan aturannya, regulasi, termasuk lisensi klub profesional juga dijalankan sehingga tidak ada lagi dispensasi bagi klub yang tidak mampu untuk ikut kompetisi," kata dia.

Akmal mengatakan jika PSSI ingin menghidupkan kembali sepak bola Indonesia setelah vakum selama pandemi, PSSI bisa menggelar turnamen pengganti sambil menyiapkan diri menggelar musim 2021.

Terlebih, kata dia, banyak klub yang tidak siap dengan rencana PSSI tersebut, khususnya klub Liga 2 yang secara finansial dinilai menerima dampak cukup besar akibat pandemi ini. Akmal khawatir klub justru akan kesulitan membayar gaji pemain jika semua klub terpaksa harus mengikuti kompetisi.

"Kalau banyak yang nunggak gaji, maka akan jadi problem besar bagi federasi. Karena PSSI akan berurusan dengan FIFA karena kaitannya dengan pemain-pemain profesional," kata dia. "Lebih baik PSSI menyiapkan segala perangkat dan elemen kompetisi sepak bola Indonesia 2021. Nah turnamen selama September hingga Desember itu anggap saja sebagai warming up untuk sepak bola ke depan," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement