Kamis 04 Jun 2020 16:40 WIB

bank bjb syariah Siapkan Strategi Ekspansi Hadapi New Normal

Menyusun strategi baru yang sesuai dengan kondisi terkini.

Direktur Utama Bank BJB Syariah (BJBS), Indra Falatehan (Kiri) dan Jurnalis Republika, Sandi Ferdiana
Foto: Republika Jabar
Direktur Utama Bank BJB Syariah (BJBS), Indra Falatehan (Kiri) dan Jurnalis Republika, Sandi Ferdiana

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG – Era new normal alias normal baru, mulai dipersiapkan oleh pelaku usaha merespon apa yang sebelumnya telah keluarkan oleh pemerintah. Hal ini dipersiapkan untuk menghadapi tatanan baru di setiap industri. Berbagai lini kehidupan yang semula dibatasi atau bahkan mati suri akibat dibekap wabah kembali berdenyut, tak terkecuali lini usaha keuangan syariah.  

Dengan semangat kill the virus but not the economy, genderang normal baru lantas ditabuh guna memberikan stimulasi semangat para pelaku usaha untuk kembali menggeliatkan aktivitas ekonomi.  

bank bjb syariah sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di industri perbankan syariah di tanah air telah mempersiapkan beberapa strategi untuk menghadapi cakrawala dunia usaha baru setelah corona. Direktur Utama bank bjb syariah Indra Falatehan mengatakan strategi telah dipersiapkan jauhjauh hari guna mengubah tantangan menjadi peluang baru. 

 ''Situasi pandemi COVID-19 telah sedemikian rupa mempengaruhi berbagai lini kehidupan manusia, termasuk perilaku konsumen dalam memilih barang dan jasa yang akan digunakan. Karenanya, setiap perusahaan perlu beradaptasi, menyusun strategi baru yang sesuai dengan kondisi terkini agar tetap relevan serta mampu melihat peluang dari setiap tantangan yang ada,'' kata Indra dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (4/5). 

 Indra mengatakan dampak sosial wabah corona telah meningkatkan berbagai risiko bisnis bagi perbankan syariah. Jenis risiko tersebut merentang dalam bentuk risiko kredit macet akibat penurunan kemampuan debitur, risiko pasar berupa perubahan nilai aset sebagai akibat pelemahan yield dan nilai tukar, serta risiko likuiditas setelah pelaksanaan program restrukturisasi kredit. 

 Atas hal tersebut, Indra memaparkan strategi pertama yang akan dilakukan bank bjb syariah ialah dengan menekan potensi risiko sebagai upaya mitigasi secara komprehensif dan sedini mungkin. Salah satu caranya dengan melakukan restrukrisasi kredit kepada nasabah terdampak COVID-19 sambil menetapkan prinsip kehati-hatian dalam menentukan kelaikan nasabah.  Strategi selanjutnya adalah bank bjb syariah bakal fokus untuk menyasar industri prospektif pada era normal baru. Sebabnya, perbankan syariah tetap harus tumbuh. Oleh karena itu mereka akan fokus pada industri yang masih bisa memiliki prospek baik di tengah pandemi. 

 Sambil berjalan merambah lebih dalam pasar potensial, perusahaan juga bakal menggenjot performa platform elektronik dan digital banking. Transaksi secara digital diprediksi bakal menjadi tren baru yang terbentuk selama masa pandemi. 

 Sesuai dengan era digitalisasi saat ini, bank bjb syariah juga bakal memanfaatkan ruang virtual lebih optimal sebagai sarana promosi dan pemasaran. Strategi ini mesti ditempuh guna merespons perubahan kebiasaan konsumen yang saat ini makin rajin berinteraksi menggunakan media layar datar. Karenanya, perbankan syariah akan fokus mengembangan digital dan online banking. Kondisi pandemi corona saat ini menguji layanan digital dan online banking perbankan syariah apakah benar dimanfaatkan oleh nasabahnya. 

 ''Terakhir dan menjadi faktor yang dianggap paling penting dalam menentukan kesuksesan eksekusi strategi adalah agile leadership. Situasi kritis yang telah menghantam menjadi ajang pengujian tersendiri bagi para pemimpin agar mereka mampu memiliki fleksibilitas dan kemampuan adaptasi yang tinggi dalam memimpin perusahaan yang dikendalikan. Insya Allah bank bjb syariah siap kembali berkiprah dalam melayani kebutuhan keuangan syariah bagi masyarakat,'' kata Indra. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement