Kamis 04 Jun 2020 15:00 WIB

Konflik Libya, PM Fayez al-Sarraj akan Temui Erdogan

Turki mendukung pemerintahan Libya di bawah Perdana Menteri Fayez al-Sarraj.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Milisi Khalifa Haftar serang Tripoli Libya
Foto: Anadolu Agency
Milisi Khalifa Haftar serang Tripoli Libya

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu menekankan bahwa Libyan National Army (LNA) yang dipimpin oleh Khalifa Haftar, tidak dapat memenangkan pertempuran melawan Government of National Accord (GNA) yang didukung oleh Turki. Cavusoglu mengatakan, penyelesaian politik Haftar masih belum selesai.

"Kendali garis pantai di Tripoli dan Tunisia dan kendali bandara internasional, serta kemajuan melalui darat dan udara sebenarnya menunjukkan ketidakmampuan Haftar untuk memenangkan pertempuran ini," ujar Cavusoglu, dilansir Middle East Monitor.

Baca Juga

Milisi Haftar baru-baru ini meningkatkan serangan mereka. Tetapi pemerintah Libya di bawah Perdana Menteri Fayez al-Sarraj mulai mengusir mereka dengan serangan balik dan merebut posisi kunci. Cavusoglu mengatakan, al-Sarraj akan mengunjungi Ankara dan bertemu dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

"Haftar tidak menginginkan solusi politik di Libya, juga tidak negara-negara mendukung Haftar seperti UEA, Mesir, dan tentara bayaran Wagner (Group) yang didukung Rusia," ujar Cavusoglu, dilansir Anadolu Agency.

Setelah penggulingan mendiang penguasa Libya, Muammar Qadafi pada 2011, pemerintahan Libya didirikan pada 2015 di bawah kesepakatan politik yang dipimpin PBB. Pemerintah Libya diserang oleh pasukan Haftar sejak April 2019, dan menewaskan lebih dari 1000 orang. Rizky Jaramaya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement