Kamis 04 Jun 2020 13:21 WIB

Daerah di Jatim Siap Buka Kembali Tempat Wisata

Kabupaten Banyuwangi dan Kota Batu siap membuka wisata.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolandha
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Sinarta menyebutkan, ada beberapa derah di wilayah setempat yang menyatakan kesiapannya kembali membuka tempat wisata setelah tutup akibat wabah Covid-19.
Foto: ANTARA/BUDI CANDRA SETYA
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Sinarta menyebutkan, ada beberapa derah di wilayah setempat yang menyatakan kesiapannya kembali membuka tempat wisata setelah tutup akibat wabah Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Sinarta menyebutkan, ada beberapa derah di wilayah setempat yang menyatakan kesiapannya kembali membuka tempat wisata setelah tutup akibat wabah Covid-19. Di antaranya Kabupaten Banyuwangi dan Kota Batu. Terlebih penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar yang meliputi Malang Raya tidak diperpanjang.

Banyuwangi kemarin melaporkan sudah siap. Kota Batu, setepah PSBB tidak diperpanjang juga mulai mempersiapkan sebaik-baiknya," ujar Sinarta di Surabaya, Kamis (4/6).

Selain Banyuwangi dan Batu, lanjut Sinarta, daerah lain yang juga menyatakan kesiapannya membuka kembali pariwistanya adalah Pacitan dan Blitar. Namun, kata dia, sebelum membuka kembali tempat wisata, pihaknya harus terlebih dahulu memastikan seluruh kabupaten/kota akan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

"Masing-masing tempat wisata yang bakal dibuka, harus benar-benar menyesuaikan diri dengan aturan pencegahan Covid-19 dari kementerisan kesehatan," ujar Sinarta.

Dia mengingatkan, seluruh sarana dan prasarana harus tersedia, seperti tempat cuci tangan, pengukur suhu tubuh, hand sanitizer, dan layanan kesehatan. Selain itu, yang harus juga menjadi perhatian adalah tata laksana seperti jaga jarak dan sebagainya.

"Semua pengelola wisata, baik wisata alam,  wisata budaya, dan wisata buatan harus mengikuti dan menyesuaikan dengan protokol kesehatan," ujar Sinarta. 

Gubernur Jatim, kata dia, telah meminta seluruh komponen dalam protokol kesehatan dipastikan tersedia sebelum pengelola membuka kembali tempat wisata. "Kami (Disbudpar) akan mengecek, kami akan lihat bagaimana sarana prasarananya, SDM-nya, juga tata laksana di masing-masing tempat wisata yang diusulkan masing-masing pemda," kata dia.

Sementara itu untuk pelaksanaan jaga jarak atau psyichal distancing, Sinarto mengungkapkan akan ada perubahan kapasitas daya tampung di tempat wisata. Di wisata Bukit Penanjakan Bromo misalnya, Sebelum Covid-19, lokasi yang banyak dikunjungi wisatawan untuk menyaksikan matahari terbit itu memiliki kapasitas 900 orang per hari. 

Nanti saat pemberlakuan era tatanan hidup baru, bakal dibatasi 50 persen dari daya tampung. "Nah, itu harus diatur mulai dari pemesanan perjalanan. Dibatasi 50 persen saja yang dibolehkan datang. Berarti, kondisi normal yang baru, kapasitas di Penanjakan hanya 450 orang per hari," ujarnya. 

Disbudpar Jatim, kata dia, saat ini sedang mempersiapkan sejumlah langkah untuk mensukseskan pembukaan kembali tempat wisata. Salah satunya di bidang promosi, dengan meyakinkan masyarakat bahwa tempat wisata itu benar-benar aman dari Covid-19.

"Kalau sudah dipastikan bahwa para pengelola wisata ini siap membuka tempatnya, kami akan maksimalkan di bidang pemasaran. Kami pikirkan bagaimana meyakinkan wisatawan untuk datang," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement