Kamis 04 Jun 2020 08:57 WIB

UMM Berbagi Kisah Perempuan Hebat di Dunia Industri 

Peran penting perempuan di dunia industri ada pada soft skill. 

Rep: Wilda Fizriyani / Red: Agus Yulianto
Pilot Esther Gayatri Saleh usai Flight Test pesawat N219.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pilot Esther Gayatri Saleh usai Flight Test pesawat N219.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membagikan kisah perempuan inspiratif di dunia industri Indonesia maupun dunia. Kisah ini ditunjukkan dalam gelaran webinar Inspirasi Teknologi Rekayasa melalui Zoom (Intermezo) Program Studi Teknik Mesin, UMM.

Intermezo yang mengusung semangat perempuan berkarya di bidang teknik ini mengundang dua perempuan hebat di balik kejayaan perusahaan-perusahaan terkemuka di Indonesia dan luar negeri. Narasumber tersebut, yakni Chief Test Pilot PT Dirgantara Indonesia, Esther Gayatri Saleh. Turut hadir pula Factory Manager Multinational Company di Vietnam, Imelda Mayasari Iriyono.

Webinar diawali dengan kisah awal mula para narasumber memutuskan terjun di bidang teknik mesin. Sebab, selama ini bidang tersebut sering didominasi oleh pria. Diskusi juga membahas bagaimana membagi peran perempuan antara di pekerjaan dan keluarga.

Factory Manager Multinational Company di Vietnam, Imelda Mayasari Iriyono mengatakan, peran penting perempuan di dunia industri ada pada soft skill. Ia menilai, kemampuan ini jarang ditemukan pada diri para laki-laki yang bekerja di bidang serupa.

"Soft skill yang mungkin tidak banyak pria miliki, salah satunya teknik berkomunikasi yang diplomatis," ucap Imelda dalam keterangan pers yang diterima Republika, Kamis (4/6).

Imelda juga menjelaskan bagaimana cara menjadi lebih profesional dan mahir di bidang teknik. Ada dua hal penting yang harus para perempuan perhatikan untuk meningkat kualitas diri di bidang teknik. Bidang-bidang tersebut antara lain fungsional dan soft skill.

Kemampuan fungsional berarti harus meningkatan kemahiran dan keahlian diri pada satu bidang yang digeluti. Kedua, soft-skill lebih berfokus pada bagaimana kemampuan dalam berkomunikasi.

Menurut Imelda, peranan perempuan diibaratkan seperti segitiga tidak sama sisi. Di satu sisi, perempuan harus berperan sebagai seorang karyawan  di tempat dia bekerja. Lalu sebagai ibu yang harus mengasuh anak-anaknya dan istri untuk mendampingi suami.

Menurut Imelda, sisi dari segitiga bisa berbeda-beda panjangnya tergantung  prioritas yang sedang dihadapi. "Jadi kita harus bisa memainkan peran yang sangat baik untuk ketiga peran tersebut,” kata Imelda. 

Di kesempatan serupa, Chief Test Pilot PT Dirgantara Indonesia, Esther Gayatri Saleh menerangkan, belajar dari pengalaman merupakan terpenting menjadi seorang engineer. Dunia penerbangan menuntut harus memiliki kemampuan mengekplorasi diri walau dari latang belakang pendidikan berbeda. Hal ini dialami Esther di mana latar belakang pendidikannya jauh berbeda dengan bidang digelutinya.

Selain itu, engineer harus mempunyai kemampuan melakukan beberapa tugas dalam waktu yang bersamaan. Kemudian mampu mengatur waktu dan bisa memecahkan masalah. "Hal tersebut akhirnya dapat mematahkan kiraan orang bahwa pilot ya harus laki-laki,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement