Rabu 03 Jun 2020 23:12 WIB

Bushra, Saksi Kenabian Rasulullah SAW (1)

Pasukan tentara Islam menaklukkan Kota Bushra pada 13 Hijriah.

Rep: Heri Ruslan/ Red: Muhammad Hafil
Bushra, Saksi Kenabian Rasulullah SAW. Foto: Kaligrafi Nama Nabi Muhammad (ilustrasi)
Foto: smileyandwest.ning.com
Bushra, Saksi Kenabian Rasulullah SAW. Foto: Kaligrafi Nama Nabi Muhammad (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BUSHRA -- Tak ada seorang pun yang mengetahui kapan hari kiamat akan terjadi. Hanya Sang Khalik yang mengetahuinya. Meski begitu, Rasulullah SAW telah mengabarkan tanda-tanda menjelang datangnya hari akhir itu.

Salah satu tanda menjelang hari kiamat adalah keluarnya api di wilayah Arab. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tidak akan terjadi hari kiamat sebelum keluar api dari wilayah Hijaz, yang menyinari pundak-pundak unta di Bushra (Huran)." (HR Bukhari dan Muslim). Terkait hadis di atas, Umar bin khattab RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Kiamat tidak akan terjadi sebelum lembah-lembah Hijaz dialiri api hingga menerangi punggung-punggung unta di Bushra.'' (HR Ibnu Adiy dalam Al-Kamil).

Baca Juga

Hudzaifah bin Asid RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Kiamat tidak akan terjadi sebelum api keluar dari Romawi atau Rukubah (lembah yang sulit dilalui menuju Syam), yang sinarnya menerangi punggung-punggung unta di Bushra (kota pekerja Huran, berjarak tiga hari perjalanan dari Kota Damaskus)." (HR Thabrani).

Abd al-Wahhab Abd al-Salam Awilah dalam buku Mengungkap Berita Besar dalam Kitab Suci,  mengungkapkan, api tersebut telah keluar pada 654 Hijriah dari sebelah timur Kota Madinah, didahului guncangan yang hebat. Api tersebut keluar pada Ahad di permulaan Jumadil Akhir dan tenggelam pada Selasa. "Pada hari Rabu, api tersebut muncul kembali, bahkan sangat besar," ujar Tawilah.

 

Menurut dia, di pertengahan Jumat udara sudah diselimuti asap tebal, api itu terus menyebar dan sinarnya ke atas sehingga menghalangi pandangan. Api itu terlihat seperti air bah menuju satu lembah dengan suaranya seperti suara petir. Penduduk Madinah menyaksikan kejadian tersebut dari rumah-rumah mereka.

Ibnu Katsir mengatakan bahwa Qadhi Shadruddin al-Hanafi bercerita, "Bapakku Shafiyuddin, seorang guru madrasah di Busrah, berkisah kepadaku bahwa pada waktu muncul api di pagi hari, mereka melihat punggung-punggung unta terkena bias cahaya api itu."

Al-Qasthalani berkata, "Seseorang bercerita bahwa ia melihat api itu di Taima dan Bushra." Imam Qurthubi juga bercerita bahwa api itu dilihat dari Buktit Bushra. Api tersebut menyebar ke sebuah lembah sampai padam pada 27 Rajab dan meninggalkan bekas berupa batu hitam setinggi galah.

Dalam hadis di atas disebut nama Bushra. Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Hadith al-Nabawi mengungkapkan, Bushra atau Bushra asy-Syam adalah kota administrasi Damaskus. "Bushra adalah ibu kota distrik Hawran, yang ditaklukkan pada 13 H," ujarnya.

Saat ini kota itu berlokasi di selatan Suriah. Bushra adalah tempat bersejarah. Di kota itu terdapat sejumlah saksi sejarah yang masyhur, seperti gedung teater Romawi, biara pendeta Bahira, dan Mabrak an-Naqah (tempat menderum unta).

Sejarah peradaban Islam juga mencatat nama Bushra sebagai tempat yang spesial. Betapa tidak, di kota itulah seorang pendeta bernama Buhaira mampu melihat tanda-tanda kerasulan pada seorang anak laki-laki yang bernama Muhammad.

Alkisah, pada saat Muhammad SAW berusia 12 tahun, Abu Thalib hendak melakukan ekspedisi niaga dari Makkah ke Syam (Suriah). Lalu Muhammad berkata, "Paman, mengapa kau tak mengajakku? Aku tidak memiliki pelindung selain dirimu."

Abu Thalib pun tak tega meninggalkan keponakan kesayangannya seorang diri di Makkah. Ia lalu mengangkat tubuh Muhammad dan mendudukkannya di atas hewan tunggangan. Kafilah dagang dari Quraisy pun menempuh perjalanan darat menuju Syam.

Hingga akhirnya, kafilah itu tiba di sebuah tempat pertapaan di Bushra, antara Syam dan Hijaz. Di sana mereka bertemu dengan seorang rahib bernama Buhaira. Sang rahib takjub menyaksikan anak laki-laki yang bernama Muhammad itu.

Betapa tidak, awan selalu bergerak memayungi ke mana pun Muhammad kecil melangkah. Sang rahib pun segera menghampiri calon nabi dan rasul terkakhir itu. Buhaira memeriksa sekujur tubuh Muhammad untuk melihat tanda-tanda kenabian yang diterangkan dalam kitab-kitab suci terdahulu.

 

Ia akhirnya menemukan tanda kenabian itu di punggung Muhammad, di antara kedua pundaknya, lalu ia mencium tanda itu. Menyaksikan tanda-tanda kenabian itu, sang rahib pun berpesan kepada Abu Thalib agar menjaga keponakannya itu dengan hati-hati, karena dia adalah calon rasul yang dinanti umat manusia.

Prediksi Buhaira dari Kota Bushra itu menjadi kenyataan. Ketika menginjak usia 40 tahun, Muhammad memperoleh wahyu saat menyendiri di Gua Hira. Nabi Muhammad menjadi rasul penutup bagi umat manusia yang hidup di akhir zaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement