Rabu 03 Jun 2020 21:44 WIB

Korsel Setuju Gunakan Remdesivir untuk Pasien Covid-19

Keputusan ini diambil Korsel melihat hasil positif obat di negara lain.

Korea Selatan (Korsel) pada Rabu (3/6), mengatakan, pihaknya menyetujui penggunaan darurat obat remdesivir buatan Gilead Sciences Inc untuk pasien COVID-19 (Foto: ilustrasi obat remdesivir)
Foto: Flickr
Korea Selatan (Korsel) pada Rabu (3/6), mengatakan, pihaknya menyetujui penggunaan darurat obat remdesivir buatan Gilead Sciences Inc untuk pasien COVID-19 (Foto: ilustrasi obat remdesivir)

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) pada Rabu (3/6), mengatakan, pihaknya menyetujui penggunaan darurat obat remdesivir buatan Gilead Sciences Inc untuk pasien COVID-19. Keputusan ini diambil setelah panel pemerintah pekan lalu mengutip hasil positif obat anti malaria tersebut di negara lain. Remdesivir, yang diberikan di rumah sakit secara intravena, merupakan obat pertama yang menunjukkan penyembuhan pada pasien COVID-19 dalam uji klinis formal.

"Remdesivir mampu mengurangi jumlah virus corona dalam tubuh, dan dapat membantu menyembuhkan kondisi pasien lebih cepat," menurut pernyataan Kementerian Keamanan Pangan dan Obat-obatan Korea Selatan, melansir reuters, Rabu.

Baca Juga

Pada Senin lalu, Gilead melaporkan bahwa obat tersebut memberikan manfaat sederhana pada pasien dengan COVID-19 sedang, yang diberikan remdesivir selama lima hari. Sementara mereka yang menerima remdesivir selama 10 hari dalam riset tersebut tidak mendapatkan hasil sebaik itu.

Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA) memberikan otorisasi penggunaan darurat bulan lalu, mengutip hasil dari studi AS yang membuktikan obat tersebut mengurangi rawat inap tetap hingga 31 persen, atau sekitar empat hari, dibanding dengan pengobatan plasebo. Otoritas kesehatan Jepang juga memberikan lampu hijau untuk penggunaan remdesivir.

Berdasarkan pedoman yang diumumkan oleh Kementerian Keamanan Pangan Korsel, para dokter dapat meresepkan satu dosis remdesivir per hari, dengan lima dosis secara keseluruhan untuk pasien dengan gejala sedang, dan 10 dosis untuk pasien dengan gejala berat dan yang membutuhkan dukungan oksigen. Kementerian mengatakan akan bekerja sama dengan Gilead, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) dan sejumlah kementerian lain untuk segera mengimpor remdesivir.

Semua pasien harus menjalani tes fungsi hati sebelum mengonsumsi obat tersebut sebab kemungkinan efek sampingnnya meliputi peningkatan kadar enzim hati, katanya. Korea Selatan sedang berjuang mengalahkan wabah baru COVID-19 yang kecil namun stabil, dengan 49 kasus dilaporkan pada Selasa sehingga menambah total menjadi 11.590 kasus dengan 273 kematian di seluruh negara tersebut.

sumber : Reuters/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement