Kamis 04 Jun 2020 00:15 WIB

600 Perawat di Dunia Terinfeksi Virus Korona, Meninggal

Jumlah kematian perawat naik dua kali lipat dalam sebulan terakhir.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Agus Yulianto
Petugas mengangkat peti jenazah pasien suspect Corona. (Ilustrasi)
Foto: Putra M. Akbar/Republika
Petugas mengangkat peti jenazah pasien suspect Corona. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Dewan Perawat Internasional (ICN) mengatakan, lebih dari 600 perawat di seluruh dunia meninggal dunia karena terinfeksi virus korona jenis baru atau Covid-19. Jumlah kematian perawat naik dua kali lipat dalam sebulan terakhir dari 260 pada 6 Mei.

“Dalam dua bulan terakhir, kami telah melihat jumlah kematian perawat akibat virus korona di seluruh dunia meningkat dari 100 menjadi sekarang lebih dari 600. Kami pikir di seluruh dunia, jumlah petugas kesehatan yang dapat terinfeksi oleh virus adalah sekitar 450.000. Angka ini akan terus naik," ujar Kepala Eksekutif ICN, Howard Catton.

Catton mengatakan, rata-rata 7 persen pasien virus korona adalah petugas kesehatan. Hal ini menujukkan bahwa tenaga medis memiliki risiko terinfeksi virus korona lebih besar. Tingkat infeksi di kalangan petugas kesehatan sangat bervariasi antar negara.

Sekitar 1 persen petugas kesehatan di Singapura terinfeksi virus korona. Sedangkan lebih dari 30 persen tenaga medis di Irlandia positif Covid-19. Catton menambahkan, Jerman dan Spanyol mencatat jumlah kematian petugas kesehatan yang cukup rendah di tengah pandemi.

“Mengapa beberapa negara melaporkan kematian yang tidak proporsional di antara petugas kesehatan kulit hitam, Asia, dan minoritas (petugas kesehatan)? Ini adalah masalah yang diangkat langsung oleh Asosiasi Perawat Filipina ke ICN, mengenai petugas kesehatan Filipina di Inggris," ujar Catton.

ICN mewakili 130 asosiasi perawat dan menaungi lebih dari 20 juta perawat yang terdaftar. Catton mengatakan, jumalah kasus infeksi virus korona global yang dikonfirmasi mencapai 6 juta. Dari jumalh tersebut, sekitar 450.000 pasien yang terinfeksi adalah tenaga medis. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement