Rabu 03 Jun 2020 15:27 WIB

Australia Resesi Pertama Kali Dalam 29 Tahun

Ada kemungkinan penurunan ekonomi Australia tak sedalam yang diperkirakan sebelumnya.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fuji Pratiwi
Gedung Opera di Sydney, Australia (ilustrasi). Australia mengalami resesi pertamanya dalam 29 tahun terakhir akibat pandemi Covid-19.
Foto: pixabay
Gedung Opera di Sydney, Australia (ilustrasi). Australia mengalami resesi pertamanya dalam 29 tahun terakhir akibat pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Australia mengalami resesi pertamanya dalam 29 tahun terakhir akibat pandemi Covid-19. Angka resmi menunjukkan ekonomi Australia susut 0,3 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini, di tengah kebakaran hutan dan tahap awal wabah.

Ekonom mengharapkan data kuartal saat ini untuk mengkonfirmasi kebijakan lockdown telah mendorong Australia ke dalam resesi. Dilansir di BBC pada Rabu (3/6), kondisi ini terjadi bahkan setelah pemerintah dan bank sentral Australia mengupayakan berbagai langkah untuk mendukung perekonomian.

Baca Juga

Angka produk domestik bruto (PDB) terbaru memberi tanda ekonomi negara tersebut sedang berjuang dari musim kebakaran dahsyat, perlambatan dalam pariwisata, dan permintaan domestik yang lemah bahkan sebelum pembatasan akibat Covid-19 dimulai.

"Ini adalah pertumbuhan paling lambat sejak September 2009. Ketika itu Australia berada di tengah-tengah krisis keuangan global dan menangkap ini hanya awal dampak ekonomi akibat Covid-19," kata kepala ekonom Biro Statistik Australia, Bruce Hockman.

Pada bulan Maret, bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia, memangkas suku bunga utamanya ke rekor terendah 0,25 persen. Bank sentral juga meluncurkan program pembelian obligasi tanpa batas.

Sementara bank sentral mempertahankan biaya pinjaman yang ditahan dalam hasil pertemuan dewan gubernur pada Selasa (2/6). Gubernur Reserve Bank of Australia Philip Lowe mengatakan, negara itu menghadapi kondisi terberat sejak Great Depression.

"Ekonomi Australia sedang melalui periode yang sangat sulit dan mengalami kontraksi ekonomi terbesar sejak 1930-an." kata Lowe.

Namun, dia memang menambahkan catatan optimisme pada pandangannya. Bahwa ada kemungkinan kedalaman penurunan ekonomi akan kurang dari yang diperkirakan sebelumnya.

"Tingkat infeksi baru Covid-19 telah menurun secara signifikan dan beberapa pembatasan telah berkurang lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya," kata Lowe.

Pemerintah Australia juga telah menjanjikan ratusan miliar dolar untuk membantu mendukung bisnis dan individu. Selain itu, Pemerintah Australia juga mengisyaratkan langkah-langkah stimulus lebih lanjut akan segera diumumkan.

Bulan lalu Jepang jatuh ke dalam resesi untuk pertama kalinya sejak 2015. Negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu menyusut pada laju tahunan sebesar 3,4 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini.

Pekan sebelumnya Jerman, ekonomi terbesar Eropa, tergelincir ke dalam resesi, sementara ekonomi besar lainnya, termasuk Inggris dan AS juga mengalami penurunan tajam. Resesi secara luas didefinisikan sebagai dua perempat dari deretan kontraksi ekonomi atau menyusutnya PDB. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement