Rabu 03 Jun 2020 11:47 WIB

Unjuk Rasa Meluas, KBRI Pastikan Keamanan WNI di AS

Jumlah WNI yang bermukim di AS mencapai 142 ribu jiwa.

Ribuan pengunjuk rasa duduk di ibukota negara bagian, lebih dari seminggu setelah kematian George Floyd saat ditahan, di St Paul, Minnesota, AS, 02 Juni 2020. Sebuah video pengamat yang diposting online pada 25 Mei, menunjukkan George Floyd , 46, memohon untuk menangkap petugas bahwa dia tidak bisa bernapas ketika seorang petugas berlutut di lehernya
Foto: EPA-EFE/CRAIG LASSIG
Ribuan pengunjuk rasa duduk di ibukota negara bagian, lebih dari seminggu setelah kematian George Floyd saat ditahan, di St Paul, Minnesota, AS, 02 Juni 2020. Sebuah video pengamat yang diposting online pada 25 Mei, menunjukkan George Floyd , 46, memohon untuk menangkap petugas bahwa dia tidak bisa bernapas ketika seorang petugas berlutut di lehernya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KBRI Washington DC berupaya memastikan keselamatan dan keamanan warga negara Indonesia (WNI) di tengah merebaknya gelombang aksi unjuk rasa di berbagai kota Amerika Serikat akibat tindak kekerasan anggota kepolisian yang menyebabkan kematian seorang warga kulit hitam, George Floyd. Secara rutin KBRI menggelar pertemuan daring yang diikuti berbagai unsur masyarakat Indonesia mulai dari pemuka agama, ketua organisasi masyarakat, profesional, mahasiswa, hingga pegiat seni sebagai wujud kemitraan antara perwakilan diplomatik Indonesia dan komunitas WNI di AS.

Menurut Kuasa Usaha Ad-Interim/Wakil Duta Besar RI untuk AS Iwan Freddy Hari Susanto dalam keterangan tertulis, Rabu (3/6), KBRI Washington membangun jejaring komunikasi secara proaktif dengan simpul-simpul masyarakat, terlebih lagi di tengah masih meluasnya aksi demonstrasi. Langkah ini menjadi sangat penting sebagai wujud kehadiran negara.

Baca Juga

"Terlebih lagi, jumlah WNI yang bermukim di AS sangat besar, yakni lebih dari 142 ribu orang. Mereka juga tersebar di berbagai wilayah dan kota di AS, termasuk di kota-kota kecil. Kita perlu menjangkau mereka secara lebih luas", ujar Iwan yang langsung menyapa WNI dalam pertemuan daring tersebut.

Karena wilayah geografis AS yang sangat luas, kemitraan dan sinergi dengan tokoh-tokoh masyarakat, pemuka agama, dan ketua ormas, yang umumnya memiliki grup Whatsapp sebagai sarana komunikasi rutin antaranggota mereka, menurut Iwan, sangat membantu guna mengetahui setiap perkembangan yang terjadi di tengah masyarakat. Langkah yang sama juga ditempuh oleh semua Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Los Angeles, San Fransisco, Chicago, New York, dan Houston untuk memastikan keselamatan WNI di wilayah kerja mereka masing-masing.

KBRI Washington DC dan seluruh KJRI di AS juga telah secara massal menyebarluaskan imbauan-imbauan resmi berisi bagaimana menyikapi perkembangan yang terjadi antara lain seruan untuk tetap tenang, tidak keluar rumah bila tidak ada keperluan sangat penting ataupun mendesak, selalu mematuhi peraturan otoritas setempat, hingga menghubungi nomor hotline KBRI dan KJRI jika perlu bantuan.

Upaya KBRI ini disambut positif oleh masyarakat yang mengikuti pertemuan daring tersebut. Salah satunya Uyung Asikin, sesepuh dan tokoh masyarakat Indonesia setempat. “Saya betul-betul senang KBRI proaktif memberikan update dan mengajak masyarakat bekerja sama. Masyarakat jadi lebih tenang karena merasa dilindungi, dan informasi yang disampaikan bisa kita bantu sebarkan dengan cepat," ujar Uyung.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement