Rabu 03 Jun 2020 10:57 WIB

Pendapatan Bioskop di AS Diprediksi Anjlok 52 Persen

Pendapatan bioskop diproyeksi berangsur pulih pada 2021.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Qommarria Rostanti
Biskop (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Biskop (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Perusahaan riset MoffettNathanson mengatakan penutupan bioskop karena pandemi Covid-19 berdampak buruk. Dilansir di Variety, baru-baru ini, firma analis lainnya, Wall Street memperkirakan pendapatan dari penjualan tiket akan merosot dari 11,4 miliar dolar AS atau Rp 164 triliun pada 2019 menjadi 5,5 miliar dolar AS atau Rp 79 triliun.

Artinya, pendapatan dari penjualan tiket bioskop turun sekitar 52 persen. Penurunan ini akan lebih tajam jika bioskop tidak segera kembali dibuka. Para analis mencatat kemungkinan akan sulit bagi studio film yang memakan biaya besar untuk merilis filmnya. Salah satunya, film Tenet yang dijadwalkan tayang di bioskop pada Jumat (17/6). Begitu juga film Mulan yang rencananya dirilis sepekan kemudian.

Penutupan bioskop sejak Maret lalu merupakan pukulan telak, terutama bagi pasar utama film seperti New York, San Fransisco, dan Los Angeles. Hingga saat ini belum ada tanggal pasti kapan bioskop di As akan dibuka kembali.

Para analis memperkirakan pendapatan film akan mulai pulih pada 2021 menjadi 9,7 miliar dolar atau sekitar Rp 139 triliun. Angka ini jauh masih tertinggal dari jumlah pendapatan pada 2019. Namun, mereka menyebut jumlah ini bisa berubah turun jika produksi film tidak dapat dilanjutkan.

Banyak studio film bereksperimen mendorong filmnya tayang di layanan streaming seperti HBOMax dan Disney Plus. Universal Studios misalnya, telah membuat film Trolls World Tour dan The King of Staten Island yang akan rilis di layanan streaming, alih-alih menunda perilisannya hingga bioskop kembali dibuka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement