Rabu 03 Jun 2020 10:45 WIB

Atasi Covid-19, Risma Tekankan Tracing dan Pemetaan Wilayah

Wali Kota Surabaya menekankan tracing dan pemetaan wilayah dalam penanganan Covid-19.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kanan)
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) melakukan berbagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur (Jatim). Salah satunya dengan menekankan tracing (pelacakan) dan pemetaan suatu wilayah secara masif.

Risma mengatakan ketika pihaknya pertama kali menerima data seseorang dinyatakan positif Covid-19, maka yang dilakukan saat itu adalah melakukan tracing. "Jadi kami punya beberapa klaster yang ada di Surabaya. Kita tracing, siapa dia, ketemu di mana, kemudian siapa saja di situ," ujarnya.

Baca Juga

Dari hasil tracing itu, lanjut dia, kemudian ditemukan orang dengan resiko (ODR). Dari dasar data tersebut, Pemkot Surabaya mendetailkan siapa saja atau keluarga yang ada di situ. Risma mencontohkan dalam satu perusahaan setelah dilakukan test ditemukan 1 orang positif, maka satu orang itu langsung dilakukan tracing untuk seluruh keluarganya.

"Dan orang itu kita masukkan sebagai ODR," katanya.

Setelah itu, kata dia, dokter mendatangi rumahnya dan melakukan pemeriksaan. Jika kondisinya berat, maka dimasukkan ke rumah sakit. Namun, jika kondisinya tidak berat orang tersebut dibawa ke Hotel Asrama Haji untuk isolasi. Namun demikian, ia mengaku ada beberapa yang tidak mau karena mereka menyatakan tidak positif dan ingin melakukan isolasi mandiri di rumah.

"Nah ketika melakukan isolasi mandiri di rumah itu, kami memberikan makan supaya mereka tidak keluar (rumah). Setiap hari kelurahan mengirim makan 3 kali sehari. Siangnya kita berikan telur dan jamu. Itu mereka isolasi mandiri. Kadang-kadang ada vitamin," ujarnya.

Selain itu, Risma menyatakan saat ini pihaknya terus gencar melakukan rapid test (tes cepat) massal dan swab di beberapa lokasi yang dinilai ada pandemi. Untuk itu, ia mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Badan Intelijen Negara (BIN), dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) karena telah membantu kebutuhan alat pelindung diri (APD) hingga alat kesehatan kepada Pemkot Surabaya. Sebab, ketika di awal, Risma mengaku sedikit kesulitan karena keterbatasan alat kesehatan itu. 

"Jadi kita lakukan rapid test massal di beberapa tempat. Kadang lokasinya di sepanjang jalan, kadang pula di masjid dan sebagainya. Sampai hari ini rapid test kurang lebih sebanyak 27.000 orang," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement