Rabu 03 Jun 2020 10:20 WIB

 Konflik Honduras Kontra El Salvador

Sejatinya sepak bola bebas dari politik.

Pemain timnas El Salvador (putih). (ilustrasi)
Foto: EPA/JEFFREY ARGUEDAS
Pemain timnas El Salvador (putih). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejatinya sepak bola bebas dari politik. Namun, mempertahankan ide tersebut sebetulnya utopis. Banyak catatan sepak bola yang acap kali berkelindan dengan politik. Bahkan di belahan Amerika, sepak bola pernah menjadi puncak pemicu peperangan.

Hari ini, 14 Juli, kita kembali mengenang peristiwa itu. Persisnya pada 1969, hampir setengah abad lalu. Yaitu ketika dua negara di zona Amerika Utara dan Karibia (Concacaf), yakni El Salvador dan Honduras saling serang mengerahkan militer. Sepak bola memang bukan perkara utamanya. Namun, pertandingan antara kedua negara membuka gerbang agresi.

Muasal perkaranya sebetulnya masalah sosial dan agraria. Honduras merupakan negara dengan luas wilayah lima kali lebih besar dari El Salvador. Namun, penduduk El Salvador tiga kali lipat dari Honduras. Sejak 1962, tak kurang dari 500 ribu orang-orang dari El Salvador bermigrasi ke Honduras.

Migrasi bertahap tersebut menjadi bom waktu. Krisis etnisitas memaksa masyarakat asli Honduras mengusir paksa pendatang El Salvador lantaran dicap sebagai penyerobot tanah orang-orang pribumi. Tentu saja orang-orang dari El Salvador tak mau pulang. Kekerasan antaretnis pun terjadi.

Puncaknya pada 1969. Yaitu ketika kedua negara sama-sama wakil dari Concacaf untuk Piala Dunia 1970. Dua timnas dari negara itu ikut kualifikasi. Laga pertama kedua kesebelasan pada 8 Juni 1969 di Tegucigalpa yang berakhir dengan kemenangan Honduras 1-0.

Lantaran banyaknya orang-orang El Salvador di Honduras, kerusuhan antara pribumi dan pendatang pun tak terhindar usai pertandingan. Pertandingan kedua pada 15 Juni di San Salvador, berakhir dengan kemenangan tuan rumah 3-0.

Saat laga kedua terjadi, tiga warga tuan rumah tewas ditikam suporter tamu. Kematian tersebut memicu kriris diplomatik. Saat itu juga El Salvador resmi memutus hubungan diplomatik dengan Honduras.

Setelah tak lagi punya hubungan diplomatik, serangkaian kekerasan bersenjata terjadi di perbatasan kedua negara. Puncaknya pada 14 Juli. Yaitu ketika militer dan warga sipil bersenjata El Salvador menginvansi Honduras. Honduras melawan. Namun, tercatat masih ada 60 ribu warga El Salvador yang berada di Honduras ikut membantu saudaranya yang datang.

Peperangan kedua negara terjadi selama empat hari. Gencatan senjata terjadi lewat mediasi di Concacaf bersama Organisasi Perkumpulan Negara-Negara Amerika Latin (OEA). Selama empat hari kontak senjata, teracatat 2.000 orang tewas. Sejarah mengenang konflik tersebut dengan sebutan Football War, yaitu perang yang terjadi garagara sepak bola

sumber : Rekor
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement