Selasa 02 Jun 2020 23:59 WIB

Hikmah Penting dari Kemenangan Perang Hunain dalam Alquran

Umat Islam menorehkan kemenangan dalam perang Hunain.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nashih Nashrullah
Umat Islam menorehkan kemenangan dalam perang Hunain. Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto: MgIt03
Umat Islam menorehkan kemenangan dalam perang Hunain. Ilustrasi Sahabat Nabi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Syiar ajaran Islam tak lepas dari perlawanan terbuka yang terjadi di jazirah Arab. Nabi Muhammad SAW dalam dakwahnya bersama para sahabat kerap mendapatkan penolakan dari suku atau kaum tertentu. 

Salah satu penolakan frontal yang dilakukan terjadi dalam Perang Hunaian. Pertempuran itu terjadi pada Syawal 8 Hijriyah atau sekitar 630 Masehi. Seperti namanya, pertempuran itu pecah di Bukit Hunain. 

Perlawanan tersebut dilakukan adalah setelah Rasullah SAW berhijrah dari Madihan menuju Makkah. Nabi Muhammad bersama para sabahat saat itu baru saja menaklukan Makkah dari kekuasaan kaum kafir Quraisy.  

Kemenangan dalam perang tersebut membuat kaum Muslim dapat pulang ke Makkah. Mendapat kabar tersebut, 15 hari berselang kaum Badui dari suku Hawazin dan Tsaqif merasa khawatir akan mendapat serangan dari kaum Muslimin.  

 

Kekhawatiran dipicu lantaran umat Muslim yang baru saja kembali menduduki Makkah menghancurkan berhala-berhala di sana. Bersama dengan Nashr dan Jusyam mereka mencoba menentang keberadaan Rasullah SAW bersama para pengikutinya.  

Semua suku Hawazin semuanya ikut mengangkat senjata kecuali Ka'ab dan Kilab. Suku Hawazin merupakan rumpun  yang tinggal di pegunungan tidak jauh sebelah timur laut Makkah. Awalnya, mereka hendak menyerang pasukan yang dipimpin Rasullah SAW ketika mereka mengepung Makkah.  

Namun sayang, pertempuran merebut Makkah berlangsung cepat. Dalam buku The Life and Times of Muhammad, singkatnya pertempuran tersebut menyusul kekalahan kekuatan tempur kaum Quraisy dibanding kaum Muslimin.  salah seorang pemimpin utama Bani Quraisy, Abu Sufyan bin Harb menyadari selisih kekuatan tersebut. 

Dia bahkan kerap pulang-pergi dari Makkah ke Madinah untuk mengantifkan kembali resolusi damai. Namun tidak ada kesepatan tercipta dari pertemuan itu.  

Perang Hunain diperkuat 12 ribu tentara, yang terdiri dari 10 ribu umat Muslim ditambah 2.000 kaum Quraisy yang baru memeluk ajaran islam. Saat itu, pasukan Muslimin bergerak menuju daerah Hawazin. 

Peperangan sempat berjalan kurang menguntungkan bagi pasukan Muslimin. Pasalnya, tentara berbaju besi itu sempat kocar-kacir saat menuruni lembah Hunain akibat disergap pasukan Hawazin yang dipimpin Malik bin Auf al-Nasri.  Mereka menyerang dari ketinggian menggunakan batu dan panah. Serangan tersebut berhasil memberikan efek kejut bagi tentara muslim hingga menyulitkan organisasi penyerangan mereka. 

Orang-orang yang penuh ketakutan itu lari tunggang langgang. Yang tergambar di benak mereka hanya Hawazin dan Tsaqif yang kini sedang meluncur turun dari perkebuan di puncak-puncak gunung.  

Dalam kondisi tidak menguntungkan itu, sosok paman Ali bin Abi Thalib, Abbas bin Abdul Muthalib muncul dan berhasil menyatukan kembali pasukan Muslimin yang sudah kalah mental berperang.  

Mereka kembali terorganisi dan bertempur lagi secara heroik. Tentara Muslimin kemudian berhadapan langsung dengan pasukan Hawazin yang sudah menyusur turun dari tempatnya semula di lembah tersebut.  

Peperangan tersebut dimenangkan secara telak oleh pasukan muslimin. Kaum Hawazin kemudian melarikan diri dalam dua kelompok. Kelompok pertama nantinya akan kembali berperang melawan tentara Muslimin dalam pertempuran Autas. Sementara sisanya mengungsi ke Thaif yang nantinya akan dikepung pasukan Rasulullah SAW.  

Kisah pertempuran Hunain disebutkan dalam Alquran di surat At Taubah ayat 25 hingga 26.  

لَقَدْ نَصَرَكُمُ ٱللَّهُ فِى مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍ ۙ وَيَوْمَ حُنَيْنٍ ۙ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنكُمْ شَيْـًٔا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ ٱلْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُم مُّدْبِرِينَ  

ثُمَّ أَنزَلَ ٱللَّهُ سَكِينَتَهُۥ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَعَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ وَأَنزَلَ جُنُودًا لَّمْ تَرَوْهَا وَعَذَّبَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ۚ وَذَٰلِكَ جَزَآءُ ٱلْكَٰفِرِينَ

"Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai. 

Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang- orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir." 

Cerita peperangan tersebut juga disinggung dalam kitab Shahih Bukhari merupakan buku koleksi hadits yang disusun oleh Imam Bukhari.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement