Selasa 02 Jun 2020 23:55 WIB

Wali Kota: Mal di Mataram Dibuka Agar Ekonomi Berjalan

Wali Kota Mataram menyebut wabah Covid-19 guncang ekonomi wilayahnya

Foto udara kawasan tugu Mataram Metro di Mataram, NTB, Selasa (2/6/2020). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi NTB, untuk wilayah NTB masih belum memenuhi syarat untuk menerapkan tatanan normal baru karena rasio antara jumlah kasus yang terkonfirmasi positif COVID-19 dengan total tes yang dilaksanakan di masyarakat atau
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Foto udara kawasan tugu Mataram Metro di Mataram, NTB, Selasa (2/6/2020). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi NTB, untuk wilayah NTB masih belum memenuhi syarat untuk menerapkan tatanan normal baru karena rasio antara jumlah kasus yang terkonfirmasi positif COVID-19 dengan total tes yang dilaksanakan di masyarakat atau

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh mengatakan, pembukaan secara bertahap pusat-pusat perbelanjaan di tengah pandemi COVID-19, dimaksudkan agar para karyawan bisa tetap bekerja dan roda perekonomian dapat terus berjalan.

"Untuk di Lombok Epicentrum Mall (LEM) ini saja, terdapat sekitar 4.000 orang tenaga kerja. Kalau mereka kembali bekerja maka roda ekonomi juga bisa bergerak," katanya di sela melakukan pemantauan tingkat kedisiplinan pengusaha di LEM terhadap pencegahan COVID-19, di Mataram, NTB, Selasa (2/6).

Dikatakan, sejak wabah COVID-19 melanda Kota Mataram, secara signifikan telah berdampak terhadap perekonomian, bahkan tidak sedikit masyarakat yang kehilangan mata pencariannya.

Karenanya, setelah mengkaji dan mempertimbangkan lebih jauh dari dampak kesehatan, ekonomi dan sosial, serta mempertimbangkan sinyal dari pemerintah pusat untuk memulai tahapan baru menuju era "new normal", pemerintah kota mulai menggerakkan perekonomian secara bertahap.

"Karena itulah, kita mulai buka bertahap agar roda ekonomi tetap berjalan dan semakin perketat lagi melaksanakan protokol COVID-19," katanya.

"Saya ingin pastikan, apakah semua pengusaha yang ada di Epicentrum ini telah melaksanakan apa yang menjadi ketentuan operasional di tengah pandemi COVID-19 atau tidak," katanya di sela berkeliling ke sejumlah gerai di Lombok Epicentrum Mall (LEM) di Mataram.

Dari hasil pantauannya itu, wali kota mengakui, pihak LEM telah melaksanakan protokol kesehatan sesuai dengan edaran yang diberikan. Dimana setiap gerai menyiapkan alat cuci tangan, semua pegawai menggunakan masker, thermo gun, penyemprotan cairan disinfektan, serta pengaturan jarak untuk tempat duduk dan antrean.

"Kita memang memberikan izin operasional bagi pengusaha secara bertahap, dengan menerapkan secara ketat protap kesehatan. Kalau ada pengusaha yang tidak mengindahkan protokol COVID-19, bisa jadi kita tutup kembali usaha bersangkutan," katanya.

Sementara General Manager LEM, Salim A mengatakan, gerai yang buka hari ini adalah mereka yang sudah siap bekerjasama dengan menerapkan protokol COVID-19.

Karenanya semua gerai yang beroperasional sudah menerapkan pengaturan jaga jarak tempat duduk dan antrean serta "hand sanitizer", selain itu di bagian luar disiapkan tempat cuci tangan dan setiap pintu dilakukan pemeriksaan suhu tubuh.

"Standar suhu tubuh yang boleh masuk mal 37,5 derajat, kalau lebih tahan dulu sampai 10 menit kita cek lagi. Itu kita lakukan karena kondisi panas di luar apalagi yang pakai sepeda motor. Jadi kita sangat ketat," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement