Selasa 02 Jun 2020 23:49 WIB

1.009 RW di Surabaya Bentuk Kampung Wani Jogo Suroboyo

31 kecamatan di Kota Surabaya sudah membentuk kampung-kampung tersebut.

Warga mengantre untuk mengikuti tes diagnostik cepat (rapid test) COVID-19 secara massal di Surabaya, Jawa Timur, Senin (1/6/2020). Tes diagnositk cepat dan swab test yang diselenggarakan oleh Badan Intelijen Negara (BIN) bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Kota Surabaya tersebut digelar untuk memetakan kondisi kesehatan masyarakat yang berada di zona merah sekaligus sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19
Foto: ANTARA/Moch Asim
Warga mengantre untuk mengikuti tes diagnostik cepat (rapid test) COVID-19 secara massal di Surabaya, Jawa Timur, Senin (1/6/2020). Tes diagnositk cepat dan swab test yang diselenggarakan oleh Badan Intelijen Negara (BIN) bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Kota Surabaya tersebut digelar untuk memetakan kondisi kesehatan masyarakat yang berada di zona merah sekaligus sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Sebanyak 1.009 Rukung Warga (RW) di Kota Surabaya, Jawa Timur, sudah membentuk Kampung Wani Jogo Suroboyo sebagai upaya memutus rantai penyebaran dan penularan virus corona jenis baru (Covid-19).

"Per tanggal 2 Juni 2020 ini, totalnya sebanyak 1.009 RW yang sudah membentuk kampung ini," kata Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Irvan Widyanto di Balai Kota Surabaya, Selasa (2/6).

Menurut dia, hingga 2 Juni 2020 ini, 31 kecamatan di Kota Surabaya sudah membentuk kampung-kampung tersebut. Tiap kecamatan, jumlahnya bervariasi dan terus bertambah setiap harinya.

Ia menjelaskan di Kecamatan Wonokromo sudah ada 58 RW, Kecamatan Genteng 51 RW, Kecamatan Wonocolo 44, Kecamatan Pakal 34 RW, Kecamatan Tambaksari 41 RW, Kecamatan Jambangan 26 RW, Kecamatan Dukuh Pakis 11 RW, Kecamatan Bulak 21 RW, Kecamatan Lakarsantri 28 RW, Kecamatan Benowo 15 RW, Kecamatan Tenggilis Mejoyo 25 RW, Kecamatan Krembangan 7 RW, Kecamatan Gununganyar 33 RW, Kecamatan Gubeng 51 RW dan Kecamatan Pabean Cantian 30 RW.

 

Kemudian, di Kecamatan Tegalsari 36 RW, Kecamatan Asemrowo 10 RW, Kecamatan Sukolilo 60 RW, Kecamatan Kenjeran 14 RW, Kecamatan Bubutan 44 RW, Kecamatan Mulyorejo 53 RW, Kecamatan Wiyung 17 RW, Kecamatan Sukomanunggal 20 RW, Kecamatan Sambikerep 19 RW, Kecamatan Semampir 60 RW, Kecamatan Gayungan 14 RW, Kecamatan Sawahan 67 RW, Kecamatan Rungkut 12 RW, Kecamatan Karangpilang 9 RW, Kecamatan Tandes 51 RW, dan Kecamatan Simokerto 48 RW.

"Jumlah ini akan terus bertambah seiring koordinasi yang terus dibangun oleh teman-teman kecamatan kepada warganya masing-masing," ujarnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bancana (BPB) dan Linmas Surabaya ini juga memastikan bahwa pembentukan dan pelaksanaan Kampung Wani Jogo Suroboyo ini terus dievaluasi.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan Senin (1/6), sudah banyak warga yang melakukan penjagaan di pintu-pintu masuk RW masing-masing. Mereka sudah banyak yang memasang portal dan akses masuknya sudah dibuat satu pintu. "Bahkan, saat evaluasi itu ada beberapa usulan dari warga yang disampaikan, sehingga nanti akan kami koordinasikan lebih lanjut. Tapi yang pasti, mereka sudah menumbuhkan kegotongroyongan dan keguyuban antarwarga, karena itu yang paling penting dalam menghadapi pandemi ini," ujarnya.

Ia berharap dengan adanya Kampung Wani Jogo Suroboyo ini, maka kasus Covid-19 di Surabaya dapat ditekan, tentunya melalui tangan-tangan warga sendiri. Di samping itu, tujuan utama adalah tumbuhnya kesadaran warga tentang bahaya Covid-19 ini, sehingga ketika sudah sama-sama sadar, mereka tidak lagi keluar rumah jika memang tidak penting, sadar dengan sendirinya memakai masker dan cuci tangan.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement