Selasa 02 Jun 2020 23:03 WIB

Polri: Penyerang Polsek Daha Selatan Lonewolf

Kasus penyerangan terhadap Polsek Daha Selatan yang terjadi Senin (1/6) dini hari.

Banpol (pembantu polisi) membersihkan lantai Polsek pasca penyerangan di Polsek Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, Selasa (2/6/2020). Polisi masih menyelidiki penyerangan seorang pelaku diduga simpatisan ISIS di Polsek Daha Selatan yang terjadi pada Senin (1/6) dini hari yang menewaskan satu anggota polisi saat bertugas serta satu buah mobil patroli polisi hangus terbakar.
Foto: Antara/Bayu Pratama S
Banpol (pembantu polisi) membersihkan lantai Polsek pasca penyerangan di Polsek Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, Selasa (2/6/2020). Polisi masih menyelidiki penyerangan seorang pelaku diduga simpatisan ISIS di Polsek Daha Selatan yang terjadi pada Senin (1/6) dini hari yang menewaskan satu anggota polisi saat bertugas serta satu buah mobil patroli polisi hangus terbakar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kadiv Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono ‎mengatakan Abdul Rahman, pelaku penyerangan Polsek Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, merupakan pelaku teror yang beraksi seorang diri. "Pelaku lonewolf," kata Irjen Argo di Kantor BareskrimPolri, Jakarta, Selasa.

Dari hasil penyelidikan Densus 88 Antiteror, kata dia, Abdul mempelajari paham radikal secara otodidak dari internet. "Pelaku mempelajari paham radikal dari internet," katanya.

Baca Juga

Kasus penyerangan terhadap Polsek Daha Selatan yang terjadi Senin (1/6) dini hari ini mengakibatkan Brigadir Leonardo Latupapuatewas dan satu polisi lainnya luka-luka. Selain menyerang polisi, pelaku juga membakar mobil patroli Polsek Daha Selatan.

Pelaku kemudian tewas usai ditembak polisi karena melawan saat hendak ditangkap. Dari lokasi kejadian, polisi menyita barang bukti berupa senjata tajam jenis samurai yang digunakan pelaku untuk menyerang polisi, syal bergambar bendera hitam ISIS, kartu anggota ISIS, satu lembar surat wasiat, satu sepeda motor, satu KTP, dan sebuah Al Quran kecil.

 

photo
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono - (Republika/Haura Hafizhah )

Densus 88 Antiteror masih mendalami keterkaitan pelaku dengan jaringan teroris tertentu. Polisi belum bisa memastikan pelaku berasal dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan ISIS atau tergabung dalam jaringan lain.

Begitu juga motif penyerangan yang dilakukan Abdul Rahman masih didalami oleh Densus 88.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement