Selasa 02 Jun 2020 21:53 WIB

Kekerasan Polisi Berujung Rusuh di Puluhan Kota di AS (2)

.

Red: Yogi Ardhi

Pengunjuk rasa membakar bendera Amerika pada unjuk rasa di Kinzie, Chicago. (FOTO : undefined)

Pengunjuk rasa bersitegang dengan aparat polisi Tucson pada aksi di Tucson Arizona, aksi solidaritas ini merupakan buntut atas tewasnya George Floyd oleh polisi di Minneapolis. (FOTO : Josh Galemore/Arizona Daily Star via AP)

Polisi menghentikan pengendara mobil yang di distrik perbelanjaan SoHo di New York, aksi solidaritas ini merupakan buntut atas tewasnya George Floyd oleh polisi di Minneapolis. (FOTO : AP Photo/Wong Maye-E)

Polisi berjaga di depan Gedung Putih mengantisipasi aksi massa di depan bjek vital ini, aksi solidaritas ini merupakan buntut atas tewasnya George Floyd oleh polisi di Minneapolis. (FOTO : AP Photo/Evan Vucci)

Pengunjuk rasa menerobos kios Seven Elenven pada aksi unjuk rasa di New York City, aksi solidaritas ini merupakan buntut atas tewasnya George Floyd oleh polisi di Minneapolis. (FOTO : AP Photo/Seth Wenig)

Jendela kaca gerai butik mewah Chanel rusak diamuk masa di kawasan SoHo, Manhattan. (FOTO : undefined)

Seorang bocah menujukkan plakar dari dalam mobil kepada demonstran di Richmond, Virginia, aksi solidaritas ini merupakan buntut atas tewasnya George Floyd oleh polisi di Minneapolis. (FOTO : AP Photo/Steve Helber)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Unjuk rasa yang berujung rusuh di kota-kota besar di seluruh negara bagian AS dimulai hampir sepekan lalu dan berlanjut Ahad (31/5) waktu setempat jam malam pun diberlakukan di hampir 40 kota. Namun, sebagian besar orang yang memprotes mengabaikan jam malam itu kekerasan berulang kali terjadi.

Di New York, Chicago, Philadelphia, dan Los Angeles, polisi antihuru-hara terlibat bentrok dengean pengunjuk rasa. Polisi menembakkan gas air mata dan peluru cabai sebagai upaya membubarkan massa. Sementara, para pengunjuk rasa membakar kendaraan polisi, dan toko-toko di sejumlah kota dijarah.

sumber : Republika, AP Photo
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement