Selasa 02 Jun 2020 20:04 WIB

Penderita Covid-19 di AS Capai 1,8 Juta Kasus Lebih

Kerumunan massa demonstran di jalan di khawatirkan memicu penyebaran Covid-19

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Hiru Muhammad
Aksi demonstrasi memprotes kematian George Floyd oleh polisi di Oakland, California, Amerika Serikat, Jumat (29/5) malam.
Foto: AP Photo/Noah Berger
Aksi demonstrasi memprotes kematian George Floyd oleh polisi di Oakland, California, Amerika Serikat, Jumat (29/5) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Amerika Serikat (AS) telah mencatatkan lebih dari 1,8 juta kasus Covid-19, Selasa (2/6). Sementara korban meninggal dilaporkan sedikitnya 106 ribu jiwa. Gelombang demonstrasi yang saat ini sedang berlangsung di sana dikhawatirkan meningkatkan jumlah kasus virus korona. 

Berdasarkan data yang dihimpun Worldmeter, saat ini AS memiliki 1.859.709 kasus Covid-19 dengan 106.927 kematian. Angka itu menempatkan AS sebagai negara dengan kasus dan kematian tertinggi akibat Covid-19 di dunia. 

Negara Bagian New York masih menjadi yang paling parah terdampak. Ia mencatatkan 380.825 kasus dengan 29.988 kematian. New Jersey menempati urutan kedua dengan 162.642 kasus dan 11.732 kematian.

Terdapat tiga negara bagian lainnya yang telah melaporkan lebih dari 100 ribu kasus Covid-19, yani Illnois (121.234 kasus dan 5.412 kematian), Kalifornia (115.119 kasus dan 4.287 kematian), dan Massachusetts (100.805 kasus dan 7.035 kematian).

Saat ini sejumlah wilayah di AS tengah dilanda gelombang demonstrasi mengecam kematian pria Afrika-Amerika, George Floyd. Massa turun ke jalan dan bekerumun menyuarakan pesan serta tuntutannya. 

Hal itu telah menimbulkan kekhawatiran tentang potensi meningkatnya angka infeksi Covid-19. Wali Kota New York Bill de Blasio mendesak warganya yang berpartisipasi dalam demonstrasi tetap mengenakan masker dan menerapkan penjarakan fisik. “Jelas kami tidak ingin orang-orang berdekatan, kami tidak ingin orang-orang di luar sana di mana mereka mungkin terkena atau menyebarkan penyakit ini,” kata de Blasio, dikutip laman the Guardian. 

Kekhawatiran serupa diungkapkan Wali Kota Washington DC Muriel Browser. “Saya khawatir bahwa kita mengadakan pertemuan massal di jalan-jalan ketika kita baru saja mencabut perintah tinggal di rumah,” ujarnya pada Ahad lalu. 

Dia mendesak warga mempertimbangkan paparan mereka. “Jika mereka perlu mengisolasi diri dari anggota keluarga mereka pulang dan jika mereka perlu diuji. Karena kami telah bekerja sangat keras untuk melandaikan kurva (infeksi),” kata Browser. 

Gubernur Maryland Larry Hogan dan Wali Kota Atlanta Keisha Lance-Bottoms juga menyuarakan kecemasan yang sama. “Jika Anda keluar memprotes tadi malam, Anda mungkin perlu mengikuti tes Covid pekan ini,” kata Bottoms pada Sabtu pekan lalu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement