Selasa 02 Jun 2020 19:02 WIB

Indonesia Dorong Kerja Sama Kesehatan dengan Jerman

Indonesia mendorong kerja sama di bidang kesehatan dengan Jerman

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Indonesia mendorong kerja sama di bidang kesehatan dengan Jerman. Ilustrasi.
Foto: Republika/Nasih Nasrullah
Indonesia mendorong kerja sama di bidang kesehatan dengan Jerman. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesia mendorong kerja sama di bidang kesehatan dengan Jerman. Ini mengingat kedua negara bisa saling mendapat keuntungan dalam kerja sama tersebut dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Pernyataan itu disampaikan Duta Besar Indonesia untuk Jerman Arief Havas Oegroseno dalam diskusi daring bertajuk Hack The Crisis: Solutions For The New Now yang dipantau di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan Indonesia memiliki BUMN farmasi seperti Bio Farma yang telah memproduksi vaksin dunia. Sementara Jerman juga bisa memproduksi banyak ventilator.

"Kita punya kapasitas. Kita ingin membangun kerja sama dengan industri Jerman dan juga industri farmasi global (dalam sektor ini)," katanya.

Havas menuturkan kerja sama di bidang kesehatan akan menjadi hal baru dalam hubungan Indonesia dan Jerman. Meski telah ada investasi Bayer, salah satu perusahaan kimia dan farmasi Jerman, di Indonesia di masa lalu, diversifikasi jenis investasi juga penting dilakukan.

"Kita ada banyak kerja sama, tapi tidak ada yang tampak, seperti otomotif atau pesawat terbang. Padahal industri pesawat terbang juga dikembangkan Pak Habibie yang juga datang dari Jerman," jelasnya.

Karena itu, peluang kerja sama di bidang kesehatan terutama karena pandemi, bisa menjadi hal baru yang patut dilirik di masa mendatang. Havas menambahkan, Indonesia juga mendorong diversifikasi investasi negara-negara Eropa termasuk Jerman ke negara lain dan tidak hanya mengandalkan satu negara utama.

Selain penting untuk menjaga relasi ekonomi strategis di masa depan, diversifikasi investasi ke negara lain juga dibutuhkan jika ada kondisi tertentu. "Saya berharap diversifikasi investasi dari Asia Timur juga akan bergerak ke Asia Tenggara termasuk Indonesia," kata Havas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement