Senin 01 Jun 2020 22:51 WIB

Wawali Yogya: Ada Lima Tahapan Menuju New Normal

Tahapan pertama menuntaskan kasus Covid-19 di Yogyakarta.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pedagang mulai membuka lapaknya di kawasan ikonik Malioboro, Yogyakarta, Senin (1/6). Beberapa pedagang mulai berjualan kembali di tengah pandemi virus corona
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Pedagang mulai membuka lapaknya di kawasan ikonik Malioboro, Yogyakarta, Senin (1/6). Beberapa pedagang mulai berjualan kembali di tengah pandemi virus corona

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, ada lima tahapan yang akan dilakukan untuk menuju diterapkannya fase new normal atau tatanan kenormalan baru.

Tahapan pertama yang akan dilakukan yakni menuntaskan kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta. Sehingga, saat diterapkannya new normal tidak terjadi gelombang kedua penyebaran Covid-19 di Kota Yogyakarta.

"Penuntasan kasus agar benar-benar tidak muncul lagi kasus baru atau kondisi sudah benar-benar landai dan sudah memungkinkan (menerapkan normal baru)," kata Heroe yang juga Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta tersebut, Senin (1/6).

Tahapan kedua yakni penyusunan protokol baru, sosialisasi, dan edukasi kepada masyarakat agar dapat menjalankannya dengan disiplin. Sebab, kunci utama the new normal yaitu bagaimana melibatkan masyarakat dan seluruh pihak untuk menjalankan protokol dengan baik.

Pihaknya pun sudah selesai menyusun beberapa protokol baru dan masih ada protokol yang masih harus disusun. Seperti protokol yang menyangkut tempat ibadah dan teknis yang memungkinkan untuk mulai dilaksanakannya kegiatan ibadah serta persyaratan dan tahapan pelaksanaan kegiatan ibadah.

"Pekan ini akan ada pertemuan dengan tokoh-tokoh agama untuk mendiskusikan hal tersebut," ujar Heroe.

Selain itu, protokol baru yang masih harus disusun yaitu terkait mahasiswa yang kembali ke Kota Yogyakarta. Sebab, pada Juni hingga Agustus 2020 aktivitas perkuliahan sudah dimulai di beberapa perguruan tinggi.

Heroe menyebut, sekitar 200 ribu mahasiswa yang akan memasuki Kota Yogyakarta. Untuk itu, perlu adanya protokol dan pihaknya juga akan mendiskusikan hal tersebut dengan masing-masing kampus dan juga pemerintah desa/kelurahan yang menjadi tempat tinggal dari mahasiswa yang datang dari luar daerah tersebut.

"Perlu dikomunikasikan tentang bagaimana persyaratan yang harus dibawa, proses isolasi yang harus dilakukan oleh mahasiswa dan sebagainya. Bagaimana kampus menjalankan, kampung tempat kos dan pemerintah menyiapkan kembalinya mahasiswa tersebut," jelasnya.

Tahapan ketiga yang dilakukan yaitu uji coba the new normal dengan penerapan yang terbatas dan bertahap. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kehati-hatian dalam mengutamakan keselamatan warga.

"Paradigma kesehatan sebagai panglimanya. Sehingga nanti jika ada kekurangan, masih bisa diperbaiki, termasuk jika ada kelemahan prosedur dan lain-lain," katanya.

Tahapan keempat, Heroe menyebut dari Yogyakarta untuk Yogyakarta. Tahapan ini dilakukan dengan melibatkan warga Yogyakarta untuk mulai bangkit dari pandemi Covid-19.

"Artinya, nanti kita mulai kebangkitan dengan bagaimana di antara warga Yogya sendiri mampu untuk mulai menjalankan aktivitas sosial, tetapi protokol baru harus lebih ketat," ujar Heroe.

Sementara, tahapan kelima atau tahapan terakhir yaitu dari Yogyakarta untuk semua. Heroe menjelaskan, pada tahapan ini akan mulai dibuka secara lebih luas layanan dan sarana umum dengan memulai the new normal untuk menuju normal.

"Kesemuanya itu belum ditentukan waktunya, karena harus melihat perkembangan kasus di Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Termasuk perkembangan kota-kota lainnya, mana yang sudah aman dan mana kota-kota yang masih zona merah," jelas Heroe.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement