Senin 01 Jun 2020 20:51 WIB

Kaltim Dinilai Masih Perlu Kebijakan Ketat di Masa Pandemi

Meski grafik Covid-19 di Kaltim menurun, namun masih ada kemungkinan impor kasus baru

Covid-19 (ilustrasi). Pemerintah Provinsi Kaltim dinilai masih perlu memberlakukan kebijakan ketat terkait protokol kesehatan dalam upaya pencegahan pandemi COVID-19.
Foto: www.freepik.com
Covid-19 (ilustrasi). Pemerintah Provinsi Kaltim dinilai masih perlu memberlakukan kebijakan ketat terkait protokol kesehatan dalam upaya pencegahan pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Andi Muhammad Ishak menilai Pemerintah Provinsi setempat masih perlu memberlakukan kebijakan ketat terkait protokol kesehatan dalam upaya pencegahan pandemi COVID-19.

Kebijakan tersebut disampaikan di Samarinda, Senin (1/6), menanggapi wacana dari Pemerintah Pusat untuk menerapkan langkah percepatan penanganan COVID-19 dalam bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi melalui skenario new normal atau kenormalan baru.

Pasalnya, dikatakan Andi Muhammad, meskipun grafik kasus COVID-19 di Provinsi Kaltim mulai ada penurunan kasus, namun masih khawatir terjadinya impor kasus baru berasal dari wilayah di sekitar.

"Kami rasa masih perlu ada pengetatan di pintu-pintu masuk. Hal penting guna mencegah kasus-kasus impor. Ini perlu diwaspadai semua pihak," kata Andi Muhammad Ishak saat konferensi pers.

Juru bicara gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 Provinsi Kaltim itu mengatakan pandemi COVID-19 hingga saat ini masih terus mengancam, walaupun tidak sedikit kasus sembuh bagi pasien terkonfirmasi positif dan berkurangnya jumlah orang dalam pemantauan maupun turunnya angka pasien dalam pengawasan.

Dia mengatakan bahaya pandemi ini harus menjadi perhatian semua pihak tidak terkecuali masyarakat, terlebih pemerintah dan aparat terkait serta gugus tugas provinsi maupun kabupaten dan kota di Kaltim.

Sebab lanjut Andi Ishak, bisa saja kondisi penyebaran dan penularan Covid-19 mulai terkendali di Kaltim. Tetapi masih ada beberapa daerah lain yang selama ini masih terindikasi memiliki angka pandemi yang cukup tinggi.

Menurut Andi Ishak, pengetatan pintu-pintu masuk merupakan kewaspadaan dan kehati-hatian agar kondisi Kaltim yang sudah stabil (terkendali) tetap terjaga bahkan kembali normal. Pengawasan optimal agar tidak terjadi kasus-kasus baru ataupun klaster baru sebab lonjakan kasus Covid dibawa dari daerah lain yang masuk ke Kaltim.

"Saat ini kita masih fokus pada penanganan kasus-kasus dalam daerah. Kecepatan melakukan tracing, skrining bahkan karantina terus kita lakukan guna meminimalisir penyebaran, sekaligus memutus rantai penularan," tutur Plt Kepala Dinas Kesehatan Kaltim ini.

Baginya, upaya dan penanganan tim medis maupun gugus tugas selama ini sudah cukup maksimal. Demikian pula, dukungan pemerintah dalam percepatan penuntasan masalah wabah global ini.

"Jangan sampai kita harus bekerja ulang hanya karena kita lengah, sehingga terjadi lonjakan kasus. Terlebih kasus-kasus impor akibat pelonggaran," ungkapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement