Senin 01 Jun 2020 16:29 WIB

Bila Covid-19 Berlanjut, Bukittinggi Kehilangan Rp 98 M

Biasanya dalam 1 bulan total pemasukan Kota Bukittinggi dari retribusi Rp 1 miliar.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Indira Rezkisari
Pemkot Bukittinggi diperkirakan akan terus mengalami kerugian ekonomi jika Covid-19 terus berlanjut.
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Pemkot Bukittinggi diperkirakan akan terus mengalami kerugian ekonomi jika Covid-19 terus berlanjut.

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias mengatakan pihaknya menghitung kerugian yang dialami Bukittinggi bila wabah Covid-19 ini terus berlanjut. Hasil kajian sejak April hingga Desember 2020 Pemkot Bukittinggi mengalami kerugian sampai Rp 98 miliar.

"Kalau Covid ini terus berlanjut, sejak April sampai Desember, kita kehilangan uang sampai 98 miliar," kata Ramlan, melalui video conference bersama IJTI Sumbar, Ahad (31/5) kemarin.

Baca Juga

Sejak April atau sejak Bukittinggi menerapkan pembatasan, mereka sudah meniadakan pajak atau retribusi hotel, parkir pasar dan lain-lain. Biasanya dalam 1 bulan total pemasukan Kota Bukittinggi dari retribusi biasanya Rp 1 miliar.

Sejak pembatasan selektif sampai Pembatasan Sosial Berskala Besar (SPBB) dua tahap, Bukittinggi tidak lagi penerima pemasukan dari retribusi. Begitu juga dari ongkos masuk lokasi wisata berbayar seperti Kebun Binatang dan Panoranam Lobang Jepang.

Tahun-tahun sebelumnya ketika belum ada Covid, pemasukan Bukittinggi dari Kebun Binatang pada libur Lebaran bisa mencapai Rp 400 juta sehari. Kemudian perputaran uang di Bukittinggi yang juga sebagai Kota Perdagangan di Sumbar juga terhenti. Karena dunia usaha benar-benar terhenti selama PSBB.

"Uang di bank menumpuk. Deposito banyak. Pengusaha tidak ada melakukan peminjaman atau pengeluaran karena tidak bisa berbuat apa-apa," ujar Ramlan.

Mulai hari ini, Bukittinggi sudah mulai menerapkan skenario new normal. Dengan tetap menegaskan protokol covid, Pemko sudah membuka lagi rumah ibadah, lokasi wisata, pasar dan terminal.

Ramlan berharap dengan skenario new normal, kondisi ekonomi Bukittinggi perlahan mampu bangkit. Sehingga prediksi kerugian sampai Rp 98 miliar sejak April-Desember 2020 tidak terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement