Senin 01 Jun 2020 11:56 WIB

Film Batman Segera Lanjutkan Syuting di Inggris

Pemerintah Inggris telah menandatangani aturan keselamatan baru untuk Covid-19.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Qommarria Rostanti
Robert Pattinson
Foto: EPA
Robert Pattinson

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Produsen film Hollywood mulai bisa bernapas lega. Pasalnya, pemerintah dan Badan Kesehatan Inggris telah menandatangani aturan keselamatan baru untuk Covid-19.

Hal tersebut membuat beberapa produsen film dari Hollywood bisa memulai kembali proses syutingnya di Inggris. Beberapa film yang dimaksud di antaranya The Batman dan Fantastic Beasts 3.

Dilansir di laman The Guardian, Senin (1/6), persetujuan pedoman baru yang ditandatangani oleh Pemerintah Inggris ini membuka jalan bagi industri produksi film dan televisi kelas atas Inggris untuk kembali berproduksi. Paling cepat, produksi yang mencakup seri yang memiliki nilai 1 juta poundsterling per episode itu akan dilakukan pada Juli mendatang.

Pedoman keselamatan baru itu disusun oleh Komisi Film Inggris dan Institut Film Inggris. Termasuk aturan jaga jarak fisik, pelatihan keselamatan, dan uji suhu.

Dokumen tersebut telah ditandatangani oleh Departemen Kebudayaan, Media dan Olahraga (DCMS), Kesehatan Masyarakat Inggris dan Eksekutif Kesehatan dan Keselamatan. Namun, penerapannya  masih bergantung kepada masing-masing produksi individu untuk memutuskan bagaimana, dan kapan, untuk memulai kembali pembuatan film.

Hal ini disambut hangat oleh para pihak yang terkait, termasuk perusahaan-perusahaan penyiaran, layanan streaming, dan pemilik bioskop. Mereka antusias setelah kekeringan konten yang akan disiarkan untuk masa depan.

Selain itu, hal ini juga menjadi angin segar bagi puluhan ribu pekerja lepas film dan pekerja lepas wiraswasta. Semua elemen yang terkait dalam pembuatan film, seperti sutradara, operator kamera, pembuat properti,dan penata rias menyambut baik kabar ini. Sebab, selama ini mereka sempat tak memiliki pendapatan kebutuhan hidup untuk waktu yang cukup lama setelah munculnya pandemi Covid-19.

Warner Bros yang sedang syuting The Batman yang dibintangi Robert Pattinson, dan film ketiga dari waralaba Fantastic Beasts di Inggris dilaporkan sangat tertarik untuk melanjutkan produksi secepat mungkin. Tentunya dengan protokol kesehatan yang aman. Produksi besar lainnya yang dikabarkan akan segera memulai produksinya lagi di Inggris termasuk film live-action Little Mermaid dan seri anggaran besar Netflix, "The Witcher".

Salah satu sumber dari industri perfilman Hollywood yang tak disebutkan namanya mengatkan ini adalah lampu hijau yang menandakan Inggris terbuka untuk bisnis lagi untuk produksi film dan televisi kelas atas. "Banyak produksi harus bangun dan berjalan lagi dalam dua bulan ke depan atau mereka tidak akan dibuat tahun ini karena mereka bergantung pada cuaca dan kondisi musim panas," kata seseorang tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya, munculnya pandemi Covid-19 di Inggris membuat produksi film besar dan acara televisi telah ditutup. Hal itu dilakukan sejak pertengahan Maret.

Film live-action Little Mermaid diketahui diberhentikan sementara oleh Disney pada saat syuting di Pinewood Studio. Dua acara televisi paling populer di Inggris, "Line of Duty" dan "Peaky Blinders" adalah produsen Inggris pertama yang menunda produksi.

Bulan lalu, penyiaran televisi terbesar di Inggris, termasuk BBC, ITV, Channel 4, Channel 5, dan Sky, menyetujui pedoman yang disetujui oleh DCMS untuk melanjutkan pembuatan film program-program populer seperti "Coronation Street", "EastEnders", "Emmerdale", dan "Top Gear".

Inggris merupakan salah satu lokasi film dan televisi paling penting di dunia. Inggris memiliki rekor 3,6 miliar poundsterling yang dihabiskan untuk membuat lebih dari 300 film dan produksi televisi kelas atas tahun lalu.

Pada layanan streaming yang dipimpin oleh Netflix, terbukti menjadi pendorong utama ledakan produksi baru. Produksi televisi kelas atas menunjukkan biaya pembuatan lebih dari 1 juta poundsterling per episode. Angka itu melonjak sebesar 29 persen dari tahun lalu menjadi 1,66 miliar poundsterling.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement