Senin 01 Jun 2020 09:16 WIB

Iran Tetap akan Buka Masjid Meski Angka Covid-19 Tinggi

Iran membuka masjid kembali dengan protokol kesehatan ketat.

Iran membuka masjid kembali dengan protokol kesehatan ketat.  Salah satu masjid di Teheran Iran masih ditutup (ilustrasi).
Foto: AP Foto / Vahid Salemi
Iran membuka masjid kembali dengan protokol kesehatan ketat. Salah satu masjid di Teheran Iran masih ditutup (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Presiden Iran, Hassan Rouhani, menyatakan masjid akan dibuka untuk sholat lima waktu di seluruh negeri. Meskipun beberapa daerah masih terdapat infeksi virus corona yang tinggi. 

"Pintu ke masjid-masjid di seluruh negeri akan terbuka untuk umum untuk sholat harian," kata Rouhani. 

Baca Juga

Rouhani melanjutkan, jamaah harus memperhatikan jarak sosial dan protokol kesehatan lainnya. Namun dia tidak mengatakan kapan tepatnya masjid akan dibuka kembali.  

Di samping itu, pusat perbelanjaan akan tetap terbuka melebihi pukul 06.00 malam, waktu penutupan diberlakukan sebagai bagian dari penerapan 'lockdown'.  

Media Iran melaporkan, pihak berwenang mengambil tindakan lebih keras untuk memastikan peraturan kesehatan dipatuhi. Mereka melarang orang dari bus dan kereta metro jika mereka tidak mengenakan masker.  

Kepala Gugus Tugas Virus Corona yang dipimpin pemerintah dari Teheran, Alireza Zali, mengatakan situasi di ibukota masih tidak menguntungkan. 

Dia mengatakan, adanya pelonggaran pembatasan bertahap harus disertai dengan ketaatan yang lebih serius dari aturan. Menurut data kementerian kesehatan terbaru, Iran telah melaporkan 148.950 kasus, dan 7.734 kematian akibat Covid-19.  

Seorang juru bicara kementerian mengatakan pada Sabtu (30/5), bahwa provinsi barat daya Khuzestan masih diklasifikasikan sebagai zona merah. Hal ini karena jumlah infeksi dan kematian yang lebih tinggi, sementara tujuh provinsi lainnya terancam.  

Kementerian Kesehatan Iran telah membagi negara itu menjadi wilayah zona putih, kuning, dan merah berdasarkan jumlah kasus dan kematian. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement