Senin 01 Jun 2020 04:36 WIB
Ottoman

Pembebasan Konstantinopel: Kejayaan Ottoman oleh Erdogan

Kisah usaha Erdogan kembalikan kejayaan Ottoman di Bosnia

Suasana peradilam zaman Ottoman.
Foto: google.com
Suasana peradilam zaman Ottoman.

REPUBLIKA.CO.ID, Siapa tidak tahu siapa Recep Tayyip Erdogan itu? Dia jelas Presiden Turki. Berkat dia dan presiden separtai sebelumnya dalam dua dasa warsa terkahir Turki kesejahteraan melesat pesat. Turki di bawahnya kini tidak bisa di sebut orang Barat 'orang sakit' di wilayah Timur atau menjadi negara bangkrut pada gejolak krisis ekonomi 1998. Turki kini mampu tegak kembali sebagai negara besar. Sebutan pejoratif kepada Turki menghilang.

Berbeda dengan rezim Turki sekuler sebelumnya yang terus mengemis agar dijadikan anggota Uni Eropa, kini oleh Erdogan keinginan itu ditolak mentah-mentah. Turki ingin menjadi Turki, tak lagi menjadi negara bahan ledekan seperti cara orang Eropa menyebut nama ayam kalkun.

Lalu apa tandanya? Ya Turki oleh Erdogan ingin kembali kepada  kegemaiangan massa Ottoman. Tandanya pun mulai terlihat. Di belakang meja kerja Erdogan kini tak lagi tertempel gamar Kemal Turk. Gambar tokoh yang disebut sebagai bapak Turki moderen diganti dengan gambar Sulltan Mehmet II alias Al Fatih sang penakluk Kontsantinopel dari cengkeramann Romawi.

Semangat ini terasa jelas hingga kawasan Balkan atau kawasan Eropa lain yang selama ini mendaoat pengaruh kekhalifahan Turki. Kisah ini Republika.co.id kutip pada tulisan Michael Colborne dan Maxim Edward  pada laman jurnal foreignpolicy.com tanggal B

--------------

Tidak setiap presiden Turki bisa datang ke Sarajevo dan mendapatkan dukungan membahana layaknya keriuhan langit dan bumi. Tetapi Recep Tayyip Erdogan telah berhasil melakukannya. Pada rapat umum pra-pemilihan untuk Erdogan di ibukota Bosnia Mei lalu, Bakir Izetbegovic, ketua Bosniak (Muslim Bosnia) dari presiden tripartit Bosnia dan putra presiden pertama negara itu,  mengeluarkan seruan. Kepada rakyatnya dia meminta warga Turki di seluruh Eropa --dan terutama 5.000 warga Turki diperkirakan oleh Kedutaan Besar Turki Bosnia untuk tinggal di negara itu -- untuk menyambut kedatangannya. Hal ini sangat penting terutama untuk mendukung Erdogan yang kala itu tengab berupaya untuk terpilih kembali dalam pemilihan cepat hari Minggu.

Soal seruan dukungan itu sebenarnya tidak terlalu mengejutkan, mengingat bahwa Bakir dan Erdogan telah lama menjadi sekutu politik. Putra presiden Bosnia pertama Izetbegovic ini kemudian mengklaim dari atas panggung bahwa Erdogan mendapat dukungan dari sosok tinggi, yakni Tuhan itu sendiri.

“Hari ini bangsa Turki memiliki seseorang yang diutus oleh Tuhan. Dia adalah Recep Tayyip Erdogan,,'' seru Bakir Izetbegovic ketika memproklamirkan sosk Erdogan di Olympic Hall, arena yang dibangun untuk Olimpiade Musim Dingin Sarajevo tahun 1984.

“Tuhan telah mengirim bangsa satu orang untuk mengembalikan mereka ke agama mereka. Sebagaimana kami memiliki Alija Izetbegovic, (Bakir merujuk pada ayahnya yang juga bapak bangsa Bosnia), yang tampaknya juga dikirim oleh Tuhan, Erogan kami anggap bisa sampai hari ini tetap berdiri dengan bantuan Tuhan pula,'' tegas di tengah sorak-sorai massa.

Jembatan Mostar di Bosnia.

  • Keterangan foto: Jembatan peninggalan era Ottoman yang legendaris di Mostar, Bosnia.

Kata-kata putra Alija Izetbegovic ini  melukiskan gambaran permainan hebat yang bangkit kembali, yang di mana Turki, di bawah pengawasan Erdogan, adalah sahabat terbaik Bosnia dan "kakak lelakinya". Turki  melindungi populasi Muslim terbesar di Balkan dari para musuhnya. Dengan pemilihan Turki dan Bosnia yang tegang yang membayang di cakrawala, pertanyaannya adalah apakah peran yang baru ditemukan Turki di Bosnia adalah contoh dari diplomasi dengan kekuatan besar atau sekadar pertunjukan asap dan cermin.

Dalam benak banyak orang Bosnia, yang merupakan setengah dari populasi negara itu, Turki telah lama menjadi sahabat mereka, namun belum menjadi pelindung. Bosnia yang utuh. Rizvan Halilovic, ketua Bosfor, sebuah organisasi untuk persahabatan Turki-Bosnia, ingin sekali merinci hubungan sejarah, budaya, dan agama yang telah lama ada antara Turki dan Bosnia, yang merupakan bagian dari Kekaisaran Ottoman selama lebih dari empat abad.

Warisan pengarus Turki di Bosnia itu sempat dipamerkan di seluruh negeri: masjid-masjid era Ottoman dan menara-menara tingga ciri khasnya, dan beberapa pembangunan bangun kembali masjid di beberapa kota kecil di Bosnia setelah perang 1990-an dengan bantuan Turki - menyibukkan banyak kota dan desa kecil Bosnia menggeliat. Ini belum termasuk pengaruh nyata Turki pada budaya, bahasa, dan masakan lokal yang tidak dapat disangkal lagi. .

Halilovic memang menyesalkan bagaimana, di masa lalu, Kekaisaran Ottoman yang lemah tidak mampu melindungi provinsi paling utara dari ambisi kekuatan saingan. Ketika itu pada sebuah perjanjian 1878 telah memberikan administrasi Bosnia kepada Kekaisaran Austro-Hungaria. Ia kemudian mengatakan sebab itulah, "Turki disebut 'orang sakit di Eropa.' ... Sebagai saudara yang lebih tua, itu tidak dapat melindungi Bosnia," kata Halilovic. "Sekarang bisa." Sebuah mitos populer di kalangan orang Bosnia pro-Turki menyatakan bahwa mantan presiden masa perang itu memberi tahu Erdogan tentang kesediannya berjuang sampai kematiannya demi "menjaga Bosnia."

                                    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement