Ahad 31 May 2020 16:01 WIB

Tenaga Medis Jateng Diancam, Polisi Diminta Usut Pelaku

Tenaga medis disalahkan karena usai rapid test ada warga yang dikucilkan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Joko Sadewo
Intimidasi terhadap petugas medis Covid-19 masih terjadi. Foto tenaga medis Covid-19 (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Intimidasi terhadap petugas medis Covid-19 masih terjadi. Foto tenaga medis Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  SEMARANG — Intimidasi terhadap tenaga medis di tengah upaya penanganan pandemi Covid-19 masih terjadi di Jawa Tengah. Kali ini dialami seorang tenaga medis UPTD Puskesmas Kedawung, Kabupaten Sragen.

Disebutkan, tenaga medis tersebut menerima intimidasi sekaligus ancaman keselamatan yang dikirim seseorang. Ancaman diterima usai tenaga kesehatan tersebut memeriksa pasien covid-19.

Akibat intimidasi dan ancaman melalui pesat whatsapp tersebut, tenaga kesehatan yang bersangkutan pun ketakutan dan meminta aparat yang berwenang segera turun tangan untuk membantu menyelesaikan. Sehingga tenaga kesehatan yang bersangkutan bisa lebih tenang saat melaksanakan tugas dan kewajibannya.

 

"Saya sudah menerima laporan tentang intimidasi petugas medis ini dan

Saya juga meminta aparat kepolisian untuk tidak ragu menyelesaikan persoalan tersebut, ungkap Gubernur Jawa Tengah di Semarang, Ahad (31/5).

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, jelas Ganjar, sangat mendukung tindakan tegas aparat kepada siapapun yang mengancam atau mengintimidasi para tenaga medis .

Sebaliknya, ia juga meminta masyarakat berhenti memberikan stigma negatif terhadap para petugas kesehatan dalam melaksanakan tugasnya melawan pandemi Covid-19. Sebab semuanya juga sudah dilakukan sesuai standar dan prosedur yang semestinya.

Gubernur tidak ingin ada ada model-model seperti stigmatisasi atau bahkan intimidasi kepada tenaga medis. Jangan ada yang aneh-aneh, karena situasi yang dihadapi sangat sulit. "Saya dukung petugas keamanan untuk bisa menyelesaikan, periksa saja pelakunya," tegas gubernur.

Ganjar juga mendapat informasi bahwa korban pengancaman menjadi trauma dan ketakutan. Ia meminta agar Korban melaporkan kepada petugas secara gamblang intimidasi yang dialaminya.

Pemprov Jawa Tengah, juga masih terus mendalami laporan intimidasi kepada tenaga kesehatan yang menangani pandemi Covid-19 tersebut. Sebab dari laporan  yang diterimanya, belum jelas kronologi, penyebab dan faktor lainnya.

Gubernur pun juga berniat menelpon langsung tenaga medis untuk menguatkan semangat, psikologis dan mentalnya. "Saya juga ingin dengar, siapa yang mengancam, apa persoalannya sehingga jelas," tambahnya.

Sebelumnya, beredar luas kabar yang menyebutkan seorang perawat UPTD Puskesmas Kedawung, Kabupaten Sragen mendapat ancaman dari warga melalui WA. Dari informasi yang ada, ancaman itu terjadi pada Jumat (29/5) pagi.

Kronologinya, ada keluarga yang anggotanya positif. Kemudian, petugas datang untuk melakukan rapid tes dan prosedur penangananya kepada keluarga itu. Diduga, karena adanya pemeriksaan tersebut, salah satu keluarga merasa dikucilkan di lingkungannya. Warga di lingkungan sekitarnya menjadi tidak berani mendekat dan membatasi diri dengan yang bersangkutan.

Akibatnya pelaku mengancam dan mengintimidasi salah satu petugas Puskesmas. Kasus ini pun dalam penyelidikan kepolisian setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement