Ahad 31 May 2020 14:02 WIB

Jabar Tunda Pembukaan Sekolah Demi Keselamatan Siswa

Sekolah akan dibuka jika indeks kewaspadaan Covid menyatakan aman.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus raharjo
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan sambutan saat kunjungan kerja di Kantor Pos Indonesia, Jalan Raya Purwakarta, Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (29/5). Dalam kunjungan tersebut, Menteri Sosial, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan Gubernur Jawa Barat meninjau penyaluran bantuan sosial tunai di Kabupaten Bandung Barat
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan sambutan saat kunjungan kerja di Kantor Pos Indonesia, Jalan Raya Purwakarta, Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (29/5). Dalam kunjungan tersebut, Menteri Sosial, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan Gubernur Jawa Barat meninjau penyaluran bantuan sosial tunai di Kabupaten Bandung Barat

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat belum mengambil keputusan apapun terkait pembukaan aktifitas sekolah. Meskipun, 15 daerah memberlakukan adaptasi kebiasaan baru (AKB) atau new normal mulai Senin (1/6) besok.

Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, pemprov tidak akan terburu-buru mengambil keputusan terkait pembukaan kembali aktifitas belajar mengajar di sekolah. “Khusus untuk sekolah belum boleh (buka) sama sekali walaupun sudah ada zona biru, karena kami akan meneliti lebih mendalam,” tutur Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, di Bandung, Ahad (31/5).

Emil mengatakan, jumlah siswa yang mencapai jutaan jiwa, dan ribuan sekolah menjadi pertimbangannya. Karena yang terpenting, mengutamakan keselamatan para siswa selama pandemi Covid-19 masih terjadi. “Ini anak-anak harus paling utama kita (pikirkan) keselamatannya. Jadi, dari pentahapan AKB ini sekolah mungkin yang terakhir (dibuka),” katanya.

Gubernur Jabar memastikan jika seluruh indeks kewaspadaan Covid-19 menyatakan situasinya, sudah aman dan tidak ada lagi ancaman penyebaran maka pihaknya akan membahas untuk kembali membuka aktifitas sekolah. Selama belum ada keputusan, pihaknya menetapkan aktifitas belajar dilakukan secara daring di rumah.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Dewi Sartika, mengaku pihaknya juga masih tergantung pada Kementerian Pendidikan Nasional yang saat ini masih menunggu keputusan Satgas Percepatan Penanggulangan Covid-19. “Pak Menteri Nadiem ancar-ancar semester awal harus mulai di bulan Juli, tapi pertama kali masuk sekolahnya di tanggal berapa harus nunggu informasi Satgas Covid Pusat,” kata Dewi.

Namun, Disdik Jabar tetap akan jalan dengan adaptasi protokol kesehatan di sekolah terutama SMA/SMK/SLB kabupaten/kota yang menjadi urusan Pemda Provinsi Jabar. Protokol kesehatan ini akan menjadi pedoman bagi guru, siswa, dan orang tua agar tidak tertular virus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement