Ahad 31 May 2020 00:10 WIB

Ketika Kerinduan Jamaah Sholat Jumat ke Masjid Terobati

Sampai Sholat Jumat selesai, protokol covid di Masjid Darul Jadid berjalan baik.

Rep: Febrian Fachri / Red: Agus Yulianto
Sejumlah umat Islam melakukan ibadah Sholat Jumat dengan menerapkan protokol kesehatan.
Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Sejumlah umat Islam melakukan ibadah Sholat Jumat dengan menerapkan protokol kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pukul 12.18 WIB, satu persatu jamaah masuk ke Masjid Darul Jadid di jalan Beringin Raya No.34, Lolong Belanti, Padang Utara, Kota Padang, Sumatera Barat, pada hari Jumat (29/5). Di masjid yang dominan dengan cat warna kuning itu sudah mulai menggelar ibadah sholat Jumat berjamaah. Dalam sepekan akhir Ramadhan, pengurus Masjid Darul Jadid sudah mulai menggelar sholat berjamaah.

Jamaah masuk secara tertib bergantian masuk ke masjid melalui pintu di sisi kanan. Di pintu masuk sudah ada petugas yang memeriksa suhu jamaah dengan thermo gun. Usai cek suhu, jamaah juga diminta memoles tangan dengan handsanitizer.

Bagi jamaah yang tidak membawa masker, akan diberikan masker kain yang sudah disediakan pengurus. Sehingga semua jamaah yang masuk ke Masjid Darul Jadid dipastikan memakai masker.

Kemudian jamaah yang didapati dalam kondisi suhu tubuh 37,5 Celcius ke atas akan dicegah ikut sholat Jumat berjamaah. Karena berpotensi terjangkit virus corona. Tapi sejak Masjid Darul Jadid kembali dibuka untuk ibadah berjamaah, menurut penuturan petugas masjid belum ada jamaah yang memiliki suhu tubuh 37,5 Celcius ke atas.

"Sejauh ini warga di sekitar sini belum ada yang terjangkit virus. Dan kami harap jamaah selalu mematuhi protokol covid agar ibadah kita berangsur lancar dan tenang kembali," kata salah seorang pengurus yang enggan disebutkan namanya.

Begitu masuk masjid, akan langsung terlihat shaf sholat sudah diberi tanda untuk physical distancing. Lantai masjid sudah tidak lagi dipasang karpet. Lantai marmer masjid yang terlihat bersih sudah diberikan tanda dengan lakban berwarna merah berjarak 1 meter. Sebagai penanda jamaah harus duduk dan sholat di antara dua tanda merah. Ada jamaah yang membawa sajadah dari rumah dan ada yang sholat di atas lantai saja.

Masjid Darul Jadid sendiri terdiri dari dua lantai. Sebelum khatib naik mimbar, pengurus sudah memberi aba-aba agar jamaah yang baru datang tidak menumpuk di lantai 1. Mereka dipersilakan naik ke lantai dua yang ketika itu belum terlalu terisi.

Pantauan Republika sejak awal sampai Sholat Jumat selesai, protokol covid di Masjid Darul Jadid berjalan dengan baik. Semua jamaah memakai masker, menjaga jarak dan menjaga kebersihan dengan wudhu, ditambah cuci tangan dengan handsanitizer.

Khatib yang menyampaikan khotbah juga sudah mengatur waktu agar lebih singkat. Khotbah yang disampaikan hanya sekitar 15 menit. Dilanjutkan dengan doa dan sholat Jumat 2 rakaat. Setelah itu, ada jamaah yang melanjutkan sholat sunnah dan ada yang pulang tanpa bersentuhan satu sama lain.

Apriatri Putra (26 tahun) warga sekitar Masjid Darul Jadid merasa lega karena untuk pertama kalinya sejak 2 bulan terakhir ia kembali dapat menunaikan sholat Jumat ke masjid. Apriatri mengaku, sejak ada imbauan untuk tidak sholat berjamaah ke masjid sementara waktu dan berlanjut ke penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Sumbar, sudah dua bulan atau sekitar 8 pekan ia tidak pernah lagi sholat Jumat.

"Tentu hari ini sangat senang. Mudah-mudahan ke depannya kita bisa lancar lagi untuk ke masjid. Semoga tidak ada lagi penambahan kasus positif corona," ujar Apriatri kepada Republika usai sholat Jumat.

Apriatri mengatakan dua bulan tidak melaksanakan sholat Jumat terasa sangat aneh. Karena sejak kecil, atau sejak diajarkan orang tua untuk sholat Jumat bagi kaum laki-laki ia nyaris tidak pernah tidak sholat Jumat.

Apriatri mengaku merasa aman selama sholat Jumat di Masjid Darul Jadid kemarin. Ia melihat petugas cukup baik mengatur shaf jamaah, memastikan suhu tubuh jamaah, cuci tangan hingga memastikan semua jamaah mengenakan masker.

"Cukup aman sih tadi. Semuanya tertib dan patuh dengan imbauan pengurus," ucap Aptriatri.

Asbi (18) juga merasakan kerinduan yang sama dengan sholat Jumat ke masjid. Asbi yang masih duduk di bangku SMA mengaku sudah lama tidak ke masjid dan juga ke sekolah. Ia selama ini banyak di rumah mematuhi imbauan pemerintah di rumah saja. Asbi berharap kondisi virus corona di Padang cepat teratasi supaya semua aktivitas warga terutama beribadah kembali normal

"Orang tua saja sejak dulu mengajarkan sholat bagi laki-laki ke masjid. Ya ini baru dapat lagi sholat ke masjid. Semoga ke depan aman-aman saja," kata Asbi.

Seperti diketahui Sumatera Barat memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar hingga 7 Juni nanti. Tapi perpanjangan PSBB sampai ke tahapan ke III ini, Sumbar memberikan pengurangan pembatasan dengan sejumlah syarat. Seperti ibadah ke masjid dipersilakan dengan catatan semua jamaah adalah warga yang lama, tidak ada perantau dan orang baru serta semuanya harus dipastikan negatif covid-19. Kemudian sholat ke masjid juga harus mengikuti protokol covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement