Sabtu 30 May 2020 18:18 WIB

New Normal akan Buat Wisatawan Sadar Asuransi Perjalanan

Pada new normal, ada perubahan perilaku wisatawan karena pandemi Covid-19.

Sejumlah warga berwisata di kawasan kebun teh Puncak, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/5). Meskipun dalam masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kawasan Puncak tetap ramai dikunjungi wisatawan
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah warga berwisata di kawasan kebun teh Puncak, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/5). Meskipun dalam masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kawasan Puncak tetap ramai dikunjungi wisatawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) menilai kondisi normal baru (new normal) di sektor pariwisata kemungkinan akan membuat wisatawan lebih sadar akan kebutuhan asuransi perjalanan. Hal itu dipicu adanya perubahan perilaku wisatawan karena pandemi Covid-19.

"Masyarakat Indonesia yang biasanya soal asuransi kesehatan dan keselamatan tidak terlalu memikirkan, sekarang jadi lebih aware (sadar) ternyata perlu asuransi ini," kata Ketua Umum ASITA Nunung Rusmiati yang dihubungi di Jakarta, Sabtu (30/5).

Baca Juga

Menurut dia, hal itu juga terungkap dalam survei yang dilakukan oleh ASITA mengenai perubahan perilaku wisatawan karena pandemi. Ia juga menyebut perubahan perilaku wisatawan juga terjadi di mana wisatawan akan merasakan kekhawatiran dalam melakukan perjalanan, baik untuk keperluan hiburan atau bisnis.

Karena itu, pelaku usaha di sektor pariwisata juga dipastikan akan selalu melakukan mitigasi risiko terhadap layanan yang diberikan ke pelanggan. "Misalnya, maskapai Emirates itu sudah melakukan rapid test ke penumpang sebelum perjalanan," katanya.

Lebih lanjut, ASITA mengapresiasi langkah pemerintah untuk mendukung kebangkitan sektor pariwisata yang terpukul berat oleh pandemi Covid-19. Meski belum ada keputusan destinasi yang akan dibuka kembali karena masih perlu ada identifikasi lanjutan, upaya tersebut menjadi langkah yang baik untuk mengembalikan sektor tersebut.

"Sesuai hasil ratas, pemberlakuan new normal memang akan ada pengurangan wisatawan, tapi dengan membuka kawasan yang penyebaran Covid-19 rendah, itu cara bagus mengembalikan pariwisata meski ada pembatasan jumlah kunjungan atau pengurangan jam," imbuh Rusmiati.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement