Sabtu 30 May 2020 15:58 WIB

Gauff Suarakan Kekecewaan Atas Kematian Pria Kulit Hitam

Coco Gauff menyuarakan protes terhadap kasus rasisme di AS.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Petenis muda AS, Coco Gauff.
Foto: EPA-EFE/MICHAEL DODGE
Petenis muda AS, Coco Gauff.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bintang tenis Amerika Serikat (AS) yang sedang naik daun, Coco Gauff, tidak mau ketinggalan untuk menyuarakan kekecewaan atas kematian seorang pria kulit hitam tak bersenjata di Minnesota. Pria itu tewas di tangan polisi.

Perwira polisi Minneapolis Derek Chauvin, yang dapat dilihat dalam video berlutut di leher George Floyd yang diborgol selama setidaknya lima menit. Ia didakwa membunuh Floyd pada Jumat (29/5) ketika protes kekerasan terus berlanjut di seluruh negeri.

Gauff, seorang Afrika-Amerika berusia 16 tahun, memposting video TikTok di feed Twitter-nya, menyandingkan gambar dirinya mengenakan hoodie hitam dengan foto-foto Floyd, Ahmaud Arbery, Breonna Taylor, Trayvon Martin, dan lainnya.

Arbery, seorang pria kulit hitam berusia 25 tahun, terbunuh pada 23 Februari saat berlari di lingkungan perumahan di Brunswick, Georgia. Taylor seorang teknisi medis darurat yang berkulit hitam, ditembak dan dibunuh oleh polisi yang menyerbu rumahnya di Kentucky pada bulan Maret.

"Apakah aku selanjutnya?" sebuah tulisan bertanya ketika Gauff perlahan mengangkat wajah dan tangannya ke kamera dilansir AFP, Sabtu (30/5). "Inilah sebabnya aku menggunakan suaraku untuk melawan rasisme."

Di atas galeri orang Afrika-Amerika yang terbunuh, Gauff juga memasukkan nama Breonna, "Aku menggunakan suaraku," simpul tulisan itu. "Apakah kau akan menggunakan milikmu?"

Gauff meledak di kancah tenis internasional tahun lalu di Wimbledon. Petenis putri ini lolos kualifikasi dan mengalahkan idolanya, Venus Williams, di babak pertama sebelum keluar di babak 16 besar.

Gauff adalah salah satu dari banyak atlet yang bersuara setelah kematian Flyod. Sebuah kelompok yang mencakup superstar NBA LeBron James dan mantan gelandang NFL Colin Kaepernick, yang secara efektif dikucilkan dari NFL setelah protes berlututnya atas ketidakadilan rasial pada 2016, juga turut bersuara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement