Sabtu 30 May 2020 07:57 WIB

Peran Ekonomi dalam Sejarah Perkembangan Muhammadiyah

Ekonomi salah satu kekuatan yang dimiliki oleh Muhammadiyah sejak awal berdiri.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nidia Zuraya
Logo Muhammadiyah.
Foto: Antara
Logo Muhammadiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Wiwid Widyastuti menyampaikan bahwa ekonomi menjadi satu media yang sangat penting dalam konteks pengembangan Muhammadiyah di luar Yogyakarta. Inilah salah satu kekuatan yang dimiliki oleh Muhammadiyah sejak awal berdiri.

Widyastuti mengatakan, Tim Pendirian Museum Muhammadiyah telah melacak sejarah Muhammadiyah di Jawa Barat dan Jawa Timur. Ada satu pola yang menarik ketika berbicara pengembangan Muhammadiyah di luar Yogyakarta.

Baca Juga

"Itu (perkembangan Muhammadiyah) sangat berkaitan erat dengan rel kereta api atau jalur transportasi kereta api dan jalur perdagangan," kata Widyastuti saat Bincang Sejarah bertema 'Mencari Jejak Sejarah Lokal Muhammadiyah', Jumat (29/5) malam.

Ia menjelaskan, salah satu kekuatan Muhammadiyah dari sejak awal berdiri adalah menjadikan ekonomi media penting atau utama dalam konteks pengembangan Muhammadiyah. Inilah yang dilakukan oleh KH Ahmad Dahlan.

Menurutnya, catatan-catatan seperti itu yang perlu digaris bawahi dalam penulisan sejarah lokal Muhammadiyah. Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) masih punya waktu untuk mengumpulkan data-data.

"Saya ingin membuat kompilasi atau catatan tentang sejarah lokal yang akan bisa ditampilkan di Museum Muhammadiyah, sebenarnya puzzle-puzzle sejarah Muhammadiyah itu ada di masing-masing lokal," ujarnya.

Ia mengatakan, puzzle-puzzle sejarah lokal Muhammadiyah membentuk kebesaran Muhammadiyah. Karena Muhammadiyah bukan hanya Yogyakarta dan Jakarta. Muhammadiyah bukan hanya KH Ahmad Dahlan, Ki Bagus Hadikusumo dan KH Mas Mansur.

"Muhammadiyah pasti memiliki banyak tokoh lokal, yang itu harus kita angkat. Tulisan sejarah lokal dan pendokumentasian yang bagus adalah media untuk informasi dan transformasi nilai, ini yang penting kita lakukan saat ini," ujarnya.

Widyastuti menyampaikan, salah satu misi Museum Muhammadiyah untuk mendokumentasikan. Artinya mulai mendokumentasikan apapun yang dimiliki, jadi benda-benda berharga seperti artefak dan lain sebagainya harus mulai dikumpulkan.

Tim Museum Muhammadiyah berhasil mendapatkan satu rangkaian perangko yang pernah diterbitkan negeri ini yang bertema Muhammadiyah. Ada lima seri perangko berasal dari tahun 1941 sampai 2018 yang diterbitkan oleh Hindia Belanda sampai Republik Indonesia.

"Sangat luar biasa sebuah ormas bisa dihargai oleh negara, dengan menerbitkan perangko sebagai pengakuan terhadap eksistensi ormas, dari artefak ini kita bisa bicara banyak," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement