Jumat 29 May 2020 19:08 WIB

Odesa Indonesia Berbagi Kupat, Telor dan Kelor

Merajut solidaritas di Idul Fitri

Odesa Indonesia Berbagi Kupat, Telor dan Kelor
Foto: Odesa Indonesia
Odesa Indonesia Berbagi Kupat, Telor dan Kelor

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Yayasan Odesa Indonesia memanfaatkan kegiatan perayaan Idul Fitri ini dengan kegiatan berbagi 1.000 Ketupat, Kelor dan Telor kepada warga di Cikadut Kabupaten Bandung.  Aksi berbagi 1.000 paket masakan yang dilakukan Kamis (28/5) ini dikemas dalam model penghindaran kerumunan. Cara yang dilakukan adalah beberapa petani memasakkan sajian makanan kemudian dibagikan dari pintu ke pintu. Aksi Ketupat-Kelor dan Telor ini bukan semata aksi karikatif karena yang lebih lebih kepada usaha pengembangan pemahaman solidaritas dan kesadaran pangan bergizi.

Salah seorang pegiat Odesa Indonesia, Basuki Suhardiman dalam siaran persnya mengungkapkan ketupat adalah simbol dari kebudayaan. Sejarah ketupat adalah Kupat yang oleh tradisi nusantara lahir dari pemikiran kebudayaan Sunan Kalijaga yang memberikan makna Ngaku Lepat (Mengakui Kesalahan). Dari pengakuan maaf tersebut dimaksudkan agar gerakan saling memaafkan dilakukan untuk merajut harmoni antar warga. Janur kuning emas dimaknai sebagai rajutan dengan kekuatan kebersihan jiwa. ''Sementara telor merupakan simbolis dari awal spesies baru yang memiliki makna sebagai fitrah, dan juga sebagai awal dari pentingnya pemikiran dan tindakan baru. Telor juga bagian dari pemenuhan protein berbasis hewani yang cukup bagus apalagi disandingkan dengan kelor, sumber pangan bergizi tinggi,'' papar Basuki yang juga pengajar di ITB ini..

Sementara hijau daun Kelor secara maknawi merupakan simbol dari pentingnya gizi berbasis nabati,  warna hijau daunnya merupakan makna pentingnya melakukan penghijauan sekaligus bagian penting dari kreativitas agriculture karena sumber pangan bergizi ini belum banyak dikonsumsi masyarakat. ''Sudah empat tahun Yayasan Odesa Indonesia menggerakkan pertanian tanaman kelor dan banyak petani di kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung mulai menanam kelor. Tetapi menurut Odesa Indonesia masih belum semua warga rutin mengonsumsi kelor sebagai sumber pangan harian,'' paparnya.

Dikatakan Basuki, Yayasan Odesa Indonesia akan kembali mendorong para petani mengembangkan tanaman pekarangan karena setelah berhenti pandemi covid-19 ini, urusan pangan merupakan masalah penting yang harus dijawab dengan gerakan kebangkitan pertanian pangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement