Jumat 29 May 2020 15:45 WIB

Ancam Tembaki Demonstran Minneapolis, Trump Banjir Kecaman

Donald Trump mengancam akan menembaki massa demonstran solidaritas George Floyd

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Seorang demonstran berhadapan dengan polisi di rumah petugas kepolisian Minneapolis Derek Chauvin yang dipecat pada Rabu (27/5). Walikota Minneapolis menelepon hari Rabu untuk tuduhan kriminal terhadap petugas polisi kulit putih yang terlihat di video berlutut di leher Floyd George, seorang pria kulit hitam terborgol yang mengeluh bahwa ia tidak bisa bernapas dan meninggal dalam tahanan polisi. Jeff Wheeler / Star Tribune via AP
Foto: Jeff Wheeler / Star Tribune via AP
Seorang demonstran berhadapan dengan polisi di rumah petugas kepolisian Minneapolis Derek Chauvin yang dipecat pada Rabu (27/5). Walikota Minneapolis menelepon hari Rabu untuk tuduhan kriminal terhadap petugas polisi kulit putih yang terlihat di video berlutut di leher Floyd George, seorang pria kulit hitam terborgol yang mengeluh bahwa ia tidak bisa bernapas dan meninggal dalam tahanan polisi. Jeff Wheeler / Star Tribune via AP

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuai kecaman luas dari masyarakat AS setelah menyebut para demonstran di Minneapolis sebagai “penjahat”. Trump bahkan mengancam menembaki mereka.

Dalam cicitan di akun Twitter pribadinya, Jumat (29/5), Trump mengatakan tak bisa tinggal diam menyaksikan kerusuhan dan huru-hara di Minneapolis menyusul kematian seorang pria Afrika-Amerika, George Floyd. “Saya tidak bisa mundur dan menyaksikan ini terjadi di kota Amerika yang hebat, Minneapolis,” ucap Trump.

Baca Juga

Dia mendesak Wali Kota Minneapolis segera mengambil tindakan dan mengontrol kembali situasi di sana. Jika tidak, Trump menyebut akan mengirim Garda Nasional AS ke kota tersebut. 

“Para penjahat ini tidak menghargai kenangan George Floyd dan saya tidak akan membiarkan itu terjadi. Baru saja berbicara dengan Gubernur (Minnesota) Tim Walz dan mengatakan kepadanya bahwa militer bersamanya. Kesulitan apa pun dan kami akan mengambil kendali tetapi, ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai,” ujar Trump. 

Cicitan Trump menuai kritik dan kecaman. Dia dianggap rasialis saat menyebut massa yang berdemonstrasi karena bersimpati kepada George Floyd sebagai penjahat. 

"’Ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai’. Orang ini bahkan tidak bisa menyamarkan fakta bahwa ia bersenang-senang,” kata aktor dan produser Brian Tyler Cohen menanggapi cicitan Trump. 

Politisi Carlos Ramirez-Rosa turut mengecam cicitan Trump. “Anda mengancam menggunakan militer terhadap rakyat Amerika? Anda adalah pengkhianat untuk bangsa kita dan Konstitusi AS. Berhenti sekarang, Anda adalah ancaman bagi rakyat Amerika,” katanya.

Musisi rap YBN Cordae melontarkan kecaman serupa. “Anda (Trump) adalah manusia terburuk yang pernah ada,” tulis Cordae merespons cicitan Trump. 

Aksi demonstrasi memprotes kematian George Floyd telah berlangsung selama dua malam. Aksi berujung ricuh. Sejumlah bangunan di Minneapolis dibakar. Kantor polisi jadi target penyerangan. Terdapat pula aksi penjarahan di supermarket. 

George Floyd tewas saat ditangkap polisi di tepi jalan. Dia dilumpuhkan ke aspal dalam posisi tertelungkup. Salah satu petugas kemudian memiting bagian leher Floyd dengan lututnya. 

Dalam video yang viral di media sosial, Floyd terlihat tak bisa bernapas. Dia meminta tolong kepada petugas agar mengangkat lututnya. Namun, permintaan itu diabaikan. Floyd pun sempat berteriak memanggil ibunya. 

Tak lama setelah itu, Floyd terkulai lemas. Dia tewas saat dibawa ke rumah sakit. Aksi polisi itu segera memantik kemarahan masyarakat Minneapolis, terutama komunitas Afrika-Amerika. 

Kepolisian telah memecat empat petugas yang terlibat dalam penangkapan Floyd. Namun, pihak keluarga dan masyarakat menyerukan agar mereka dituntut serta diadili karena dinilai melakukan pembunuhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement